Kabar Pasar Banjarbaru Ditutup itu Hoax

- Sabtu, 28 Maret 2020 | 09:54 WIB
BELANJA SAYUR: Pasar dipastikan tetap buka seperti biasa hanya saja ada beberapa ketentuan dan kebijakan yang diberlakukan selama masa pencegahan corona. | Foto: Jamaludin/Radar Banjarmasin
BELANJA SAYUR: Pasar dipastikan tetap buka seperti biasa hanya saja ada beberapa ketentuan dan kebijakan yang diberlakukan selama masa pencegahan corona. | Foto: Jamaludin/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Beberapa hari terakhir, warga Banjarbaru dibuat gusar lantaran adanya kabar yang menyebut jika pasar rakyat ditutup. Imbas dari pencegahan pandemi Covid-19 di Kota Idaman.

Kabar ini tersiar begitu cepat. Pedagang dan ibu-ibu rumah tangga waswas. Lantaran pasar adalah tempat yang sangat penting dalam menopang kehidupan sehari.

Samriah (45) pedagang sayuran ini mengatakan jika pasar baginya sebagai pusat perbelanjaan. Menurutnya ada imbauan untuk menghindari tempat keramaian seperti pasar, ini imbauan yang tidak tepat.

“Kalau tempat hiburan dan wisata memang harus ditutup. Tapi kalau pasar enggak. Masyarakat perlu belanja bahan pokok dan macam-macam,” katanya.

Berjualan di tengah pandemi seperti ini membuat Samriah lebih waspada. Sebab dia tidak tahu bahwa pembeli terkena virus atau tidak. “Kalau takut enggak. Berdoa saja, belum semua orang kena virus ini,” imbuhnya.

Dampak yang sangat dirasakan ialah menurunnya jumlah pembeli. Tidak seramai waktu belum ada corona. Banyak sayuran yang tidak habis dan dibawa pulang.

Selain itu dampak lain adalah melonjaknya harga bahan pangan. Seperti bawang, capai rawit, wortel, kentang yang dia ambil dari Pulau Jawa. “Harga capai rawit 1 Kg Rp100 ribu, kalau cabai hiyung 1 Kg Rp80 ribu,” ceritanya.

Senasib apa yang dialami oleh Ani (59) penjual daging ayam. Di tengah pandemi seperti ini jumlah pembeli menurun. Jika dulu dia membawa 100 ekor daging ayam dan bisa habis dalam sehari. Sekarang dia hanya membawa 50 ekor dan tidak bisa habis. “Pembeli sudah sepi, tapi bagaimanapun kita perlu makan. Jadi harus tetap jualan,” katanya.

Dengan adanya virus ini sebenarnya membuat Ani merasa takut. Namun, dia tetap menjaga kondisi dengan sering minum jamu dan obat, kemudian memakai masker ketika berjualan.

“Sebenarnya kita mau saja disuruh diam di rumah, asal kebutuhan sembako dicukupi dan kebutuhan lain-lain jika memang pemerintah mau menutup pasar sementara,”pungkasnya.

Atas informasi terkait pasar ditutup ini. Ketua Gugus Tugas P3 Covid-19 Banjarbaru, Said Abdullah mengonfirmasi bahwa tidak ada kebijakan terkait penutupan pasar.

Pria yang juga menjabat sebagai Sekdako Banjarbaru ini menegaskan bahwa pasar tetap diperbolehkan buka. "Tidak tutup. Tetapi memang kita minta untuk menjaga kebersihan, menjaga jarak, mengurangi jam kerja serta meminta pembeli agar segera pulang setelah berbelanja," tegasnya.

Penutupan pasar nilai Said malah akan bertolak belakang dengan Imbauan dan arahan pemerintah di awal memerintahkan untuk PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat).

Atas idiom itu, maka warga terang Said membutuhkan barang-barang di pasar untuk menunjang PHBS tersebut. "Bagaimana masyarakat mau PHBS kalau toko-toko dan pasar tidak menjual alat-alat kebersihan. Makanya tidak ada penutupan," tambahnya.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X