Wawali Soroti Lonjakan Harga Produk Kesehatan: Minta Oknum Pedagang Tidak Memanfaatkan Situasi

- Minggu, 29 Maret 2020 | 10:39 WIB
MONITORING: Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya (paling kiri) mengecek ketersediaan bahan pokok sekaligus monitoring harga di salah satu retail modern di pusat perbelanjaan di Banjarbaru beberapa waktu lalu. (Foto - Darmawan Jaya for Radar)
MONITORING: Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya (paling kiri) mengecek ketersediaan bahan pokok sekaligus monitoring harga di salah satu retail modern di pusat perbelanjaan di Banjarbaru beberapa waktu lalu. (Foto - Darmawan Jaya for Radar)

BANJARBARU - Semenjak isu Covid-19 merebak. Produk untuk kesehatan seperti masker, handsanitizer, cairan anti septik dan lainnya langsung langka. Kalaupun ada, harganya melambung tinggi. Tak terkecuali di Kota Banjarbaru.

Di toko-toko obat, apotek atau retail yang biasa menjual produk ini sudah dalam kondisi kosong. Jikalau ada, langsung diborong oleh warga yang berburu produk ini.

Mirisnya, di tengah pentingnya kebutuhan produk kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 ini. Banyak oknum yang mengambil keuntungan. Yakni menjual produk tersebut berkali-kali lipat.

Dari penelusuran Radar Banjarmasin. Cenderung oknum yang menjual produk dengan harga tidak wajar ini lebih senang memasarkannya lewat media sosial. Uniknya, banyak warga yang rela merogoh kocek lebih untuk mendapatkan produk tersebut. Maklum, di pasaran keberadaannya langka. Disinyalir diborong oleh para oknum ini.

Dewi Arsita, warga asal Palam Banjarbaru ini mengaku dibuat jengkel. Lantaran ia yang sudah keliling toko obat untuk membeli masker malah tidak menemukan. Begitupun ketika ia mau mencari handsanitizer di toko-toko. Semua toko akunya mengalami kehabisan.

"Baru saja kemarin saya terpaksa beli handsanitizer lewat online. Harganya tinggi sekali, kapasitas 55 mililiter dijual Rp75 ribu, padahal normalnya paling Rp12500," curhatnya.

Ia pun mengaku menyayangkan kondisi ini. Mengingat katanya ketika dirundung musibah seperti ini seharusnya masyarakat bisa saling membantu. "Yang lebih miris itu kasihan tenaga medis atau kesehatan yang juga terdampak hal begini," katanya.

Atas hal ini, Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya turut menyoroti fenomena ini. Wawali sendiri mengaku sedikit banyak telah mengetahui soal kelangkaan dan adanya masyarakat yang menjual dengan harga tidak wajar.

Ia sendiri katanya sudah meminta Gugus Tugas P3 Covid-19 Banjarbaru dalam bidang ekonomi untuk terus memantau pergolakan di pasar. Termasuk tegas Jaya soal produk kesehatan ini.

"Yang jelas, kami meminta kepada pelaku usaha agar mempunyai empati dan rasa solidaritasnya. Karena dalam situasi seperti ini, tentu kepedulian sangat diperlukan, khususnya agar jangan menjual produk atau bahan kesehatan tadi dengan harga yang sangat tinggi," tegas Wawali.

Sebab, produk kesehatan ini katanya dibutuhkan orang banyak. Karena dapat membantu dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 di masyarakat. Maka dari itu, ia menegaskan agar pelaku usaha juga dapat memahami kondisi ini.

"Soalnya jika ada masyarakat yang sakit karena ini maka dampaknya juga ke masyarakat yang lain, bisa jadi kepada yang bersangkutan (pelaku usaha). Jadi sekali lagi, kami berharap agar pelaku usaha juga dapat menunjukkan empatinya agar jangan memanfaatkan situasi ini," imbuhnya.

Terakhir, ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Banjarbaru melarang keras praktik menaikkan harga jual di luar harga normal. "Malah ini seharusnya jadi kesempatan yang baik untuk mendapatkan amal untuk berbuat kebaikan," pesannya. (rvn/ram/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X