Pelajar MAN 4 Balangan Bikin Jemuran Takut Hujan

- Senin, 30 Maret 2020 | 17:03 WIB
PRESENTASI : Dua siswi peneliti asal MAN 4 Balangan saat diundang Sekretaris Dinas Pendidikan Balangan, untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. | FOTO: WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN.
PRESENTASI : Dua siswi peneliti asal MAN 4 Balangan saat diundang Sekretaris Dinas Pendidikan Balangan, untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. | FOTO: WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN.

PARINGIN – Inovasi mulai dilakukan MAN 4 Balangan di Kecamatan Halong. Baru-baru tadi, peserta didiknya melakukan penelitian untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) nasional di Universitas Lambung Mangkurat, baru-baru tadi.

Penelitian tentang Jemuran Takut Hujan Berbasis Arduino Uno ini memang belum berhasil keluar sebagai juara, namun usaha dari pelajar sekolah pinggiran ini patut diapresiasi.

Pembimbing tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) MAN 4 Balangan, sekaligus kepala madrasah, Zulfa Magdalena mengatakan, ini merupakan karya tulis pertama yang dilakukan anak didiknya.

“Bahkan mulanya ada tiga tim yang mengikuti lomba ini, tapi hanya satu yang naskahnya diterima. Dua lainnya belum lolos karena memang waktu persiapan sangat minim,” ungkapnya.

Ke depan, kata Zulfa, pihaknya akan mencoba memfasilitasi anak didiknya untuk merealisasikan Jemuran Takut Hujan ini, tentunya dengan berharap dukungan dari donatur.

Sementara itu, Nikky Viofana dan Putri Mayang Sari selaku penulis penelitian ini mengungkapkan sangat senang karena mendapatkan ilmu baru tentang karya tulis, semenjak Zulfa Magdalena menjadi kepala madrasah.

Inspirasi dari penelitian ini sendiri, kata mereka, berawal dari kegelisahan para pelajar MAN 4 Balangan terhadap jemurannya di kos-kosan apabila turun hujan. Karena, tidak semua pelajar bertempat tinggal yang dekat dengan sekolah.

“Bahkan ada pelajar yang tinggal jauh di pedalaman Halong, seperti di desa Mamantang, dengan jarak tempuh sekitar 18 km dan memakan waktu sekitar 50 sampai 60 menit pulang pergi dari rumah ke madrasah,” ungkapnya.

Dari permasalahan tersebut mereka kemudian tertarik untuk membuat alat penarik jemuran yang bisa bekerja secara otomatis, diberi nama jemuran takut hujan. Alat tersebut menggunakan microcontroler Arduino Uno, ditambah dengan sensor hujan dan sensor Cahaya atau Light Dependent Resistor.

Dijelaskannya, cara kerja alat ini mendeteksi cuaca di sekitar melalui sensor hujan dan sensor LDR. Ketika sensor tidak menerima cahaya, maka alat akan menerjemahkan akan terjadi hujan, sehingga alat akan secara otomatis menarik jemuran ke dalam rumah.

Ketika sensor mendeteksi sinar matahari alat akan menerjemahkan bahwa cuaca di sekitar panas, sehingga alat akan menarik jemuran kembali keluar rumah untuk terkena sinar matahari.

“Dengan adanya solusi jemuran takut hujan ini, mampu membantu pelajar mengurangi rasa cemas ketika menjemur pakaian di musim hujan,” terangnya.

Senin (30/3), kedua peneliti dari MAN 4 Balangan ini, didampingi Zulfa Magdalena, diundang oleh Sekretaris Dinas Pendidikan setempat untuk mempresentasikan hasil penelitiannya.

“Meskipun bukan ranah kita dalam membina madrasah, tapi saya secara pribadi sangat mengapresiasi karya anak-anak ini. Kalau penelitiannya dibuat, saya bersedia membelinya satu paket,” tegas Basyid. (why/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X