Kala Dokter Menginisiasi Produksi APD Secara Mandiri; Libatkan Guru, Anak SMK hingga Tukang Ojek

- Rabu, 1 April 2020 | 13:05 WIB
TELATEN: Para siswi SMKN 3 Banjarbaru saat ikut terlibat menjahit APD di sekolahnya, kemarin. Pembuatan APD ini merupakan inisiasi dari seorang dokter spesialis jantung bernama Gusti Rifansyah. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
TELATEN: Para siswi SMKN 3 Banjarbaru saat ikut terlibat menjahit APD di sekolahnya, kemarin. Pembuatan APD ini merupakan inisiasi dari seorang dokter spesialis jantung bernama Gusti Rifansyah. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

Minimnya ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis dalam menangani pasien virus corona, membuat sejumlah pihak turun tangan untuk bisa memproduksinya. Di Kota Banjarbaru, melalui inisiatif seorang dokter spesialis jantung bernama Gusti Rifansyah. Sejumlah guru, siswa SMK hingga tukang ojek online ikut terlibat dalam pembuatan APD secara mandiri.

-- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru --

Radar Banjarmasin, kemarin (31/3) sengaja datang ke SMKN 3 Banjarbaru untuk melihat proses pembuatan APD yang diinisiasi oleh dr Gusti Rifansyah. Karena di sana menjadi salah satu tempat produksi APD yang melibatkan para guru dan siswa.

Sesampainya di sekolah yang beralamat di Jalan Taruna Praja, Banjarbaru tersebut, terdengar suara mesin jahit bersahut-sahutan di salah satu ruang kelas. Di situ lah, para siswa dan guru mengolah lembaran kain menjadi APD.

Ada sekitar enam siswa tampak menyambungkan helai demi helai kain dengan menggunakan mesin jahit. Sedangkan para gurunya, ada tiga orang bertugas mengukur dan menggunting lembaran kain, sebelum dijahit.

Kepala SMKN 3 Banjarbaru Parjiono mengatakan, kemarin merupakan hari kedua mereka memproduksi APD. Di mana, semua bahannya dikirim oleh salah seorang dokter spesialis jantung di Banjarbaru: Gusti Rifansyah. "Beliau (dr Gusti Rifansyah) yang menginisiasi pembuatan APD ini," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Dia mengungkapkan, dr Gusti Rifansyah mengajak mereka memproduksi APD lantaran memiliki jurusan tata busana dan peralatan menjahit yang lumayan lengkap. "Saat beliau menelpon mengajak membuat APD, saya langsung meresponnya dan menghubungi para guru di jurusan tata busana," ungkapnya.

Awalnya Parjiono ragu para guru dan siswa mau terlibat dalam pembuatan APD, lantaran pemerintah sedang mengambil kebijakan belajar dari rumah. "Ternyata mereka mau, dan kemarin langsung kami mulai mengerjakan setelah diberi arahan oleh Dokter Ifan (panggilan dari dr Gusti Rifansyah)," beber Parjiono.

Dia menambahkan, berbekal ilmu menjahit yang didapatkan dari sekolah, para siswa setiap harinya bergantian masuk sekolah untuk menjahit APD. "Dari 22 siswa dari jurusan tata busana kelas 12, setiap harinya mungkin enam siswa yang kami minta ikut menjahit. Ini menjadi salah satu penilaian UKK (uji kompetensi keahlian)," tambahnya.

Tak lama wartawan berbincang-bincang dengan Parjiono, mobil dinas Wakil Walikota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan tiba. Orang nomor dua di Banjarbaru tersebut datang bersama dr Gusti Rifansyah untuk meninjau pembuatan APD di sana.

Usai melakukan peninjauan, wartawan koran ini menanyai dr Gusti Rifansyah, apa yang membuat dirinya berinisiatif menginisiasi pembuatan APD secara mandiri? Jawabnya, hal itu berawal dari rasa keprihatinannya melihat banyaknya tim medis yang ikut terserang virus corona lantaran minimnya APD.

"Melihat fenomena itu, kami berfikir bagaimana supaya bisa membantu para dokter, perawat dan siapapun yang menangani pasien corona. Dan ide pembuatan APD pun muncul. Kebetulan istri juga bisa menjahit," katanya.

Lanjutnya, setelah mendapatkan ide, dia langsung mulai merancang pembuatan APD yang baik dan benar. Setelah itu, Minggu (29/3) mulai mencoba memproduksinya di workshop-nya di Jalan Bhayangkara, Kelurahan Sungai Besar, Banjarbaru. "Saat kami launching pada hari Minggu itu, hari itu juga langsung banyak pesanan dari berbagai daerah. Ada sekitar 600 pesanan," ujarnya.

Banyaknya pesanan membuat Ifan sadar bahwa mereka perlu tambahan tenaga untuk bisa melayani semuanya. "Saya pun berinisiatif untuk mengajak para ibu penjual warung makan, tukang ojek online, panti asuhan dan sekolah-sekolah. Alhamdulillah semua bersedia," beber Ifan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X