Penjual Ayam Potong di Tengah Pandemi Corona

- Jumat, 3 April 2020 | 10:43 WIB
MENURUN: Penjual ayam potong di Kalsel. Permintaan dari sejumlah katering, hotel dan pasar tradisional menurun drastis.
MENURUN: Penjual ayam potong di Kalsel. Permintaan dari sejumlah katering, hotel dan pasar tradisional menurun drastis.

Larangan menggelar acara yang melibatkan banyak orang, serta adanya penerapan social distancing untuk memutus rantai penularan virus corona atau Covid-19, ternyata berdampak kepada penjualan ayam potong atau broiler.

-----

Sebab, minimnya kegiatan membuat permintaan ayam potong dari sejumlah katering, hotel dan pasar tradisional menurun drastis. Akibatnya, para peternak kini kesusahan menjual ayam potong mereka.

Perwakilan asosiasi Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Kalsel, Junaidi mengatakan, semenjak adanya pembatasan hubungan warga di tengah pandemi corona mengakibatkan serapan ayam potong turun hingga 50 persen.

"Karena serapan ayam kebanyakan untuk acara nikahan, pengajian dan lain-lain. Sementara semua kegiatan itu sekarang ditiadakan. Sehingga, banyak orang membatasi pembelian," katanya.

Padahal, dia mengungkapkan, sebelum adanya pembatasan kegiatan, setiap harinya serapan ayam potong mencapai 130 ribu ekor untuk wilayah Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar dan Tanah Laut. "Namun karena kondisi pembatasan hubungan warga jadinya banyak yang membatasi pembelian ayam," ungkapnya.

Akan tetapi, menurutnya kondisi tersebut tidak bedampak ke para pedagang di pasaran. Karena, kerugian hanya dirasakan peternak dalam mengelola modal. "Dulu harga ayam di peternak Rp20 ribu per kilogram, sekarang hanya Rp14 ribu per kilogram," ujarnya.

Ditambahkannya, kini Pinsar masih membahas cara mengurangi kerugian yang dialami para peternak "Ke depan, kita sepakat untuk mengurangi chick in (memasukkan bibit untuk dipelihara) sekitar 30 sampai 40 persen dari biasanya,” paparnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalimantan Selatan, Suparmi membenarkan jika serapan ayam potong yang biasa memenuhi kebutuhan katering, hotel-hotel dan pasar saat ini menurun hingga 50 persen. "Kondisi darurat ini terjadi secara nasional, tidak hanya di Kalsel," bebernya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dia menyampaikan bahwa Disbunak Kalsel telah menawarkan solusi dengan mengajak para peternak untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dengan memanfaatkan aplikasi teknologi informasi dalam penjualan. “Seperti pesan antar sampai ke tempat konsumen,” ucapnya.

Terkait aplikasi itu, Suparmi mengungkapkan bahwa pihaknya, Kamis (2/4) kemarin mengikuti rapat koordinasi oleh Kementerian Pertanian dalam rangka pengamanan ketersediaan dan stabilisasi pasok dan harga pangan.

"Ini juga sebagai persiapan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) 2020. Rakor tersebut juga sekaligus launching kerjasama antara Kementan dengan pihak aplikasi," ungkapnya.

Sehubungan dengan masifnya pandemi Covid-19. Disbunak Kalsel dalam hal ini yang membidangi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner juga akan membantu melakukan disinfeksi dan penyediaan bahan desinfektan.

“Selain membantu protokol Covid-19, juga dilakukan sosialisasi dan imbauan kepada petugas medik veteriner yang tersebar di semua kabupaten/kota untuk ikut berpartisipasi,” pungkas Suparmi. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X