BANJARMASIN - Masuk zona merah penyebaran COVID-19, Banjarmasin Utara membutuhkan penanganan khusus. Terlambat sedikit, kasus bisa terus bertambah. Sampai kemarin, sudah terkonfirmasi tiga pasien positif dari kecamatan ini.
Apalagi penduduknya tidak sedikit. BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat, pada tahun 2019, Banjarmasin Utara sudah dihuni 149 ribu jiwa.
Terutama sejak bisnis perumahan di Kelurahan Sungai Andai berkembang pesat. Masyarakat di sana pun tak tinggal diam.
Dibantu Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB), permukiman di Kompleks PWI Herlina Perkasa di Sungai Andai dan Kompleks Kejaksaan di Jalan Hasan Basri disemprot disinfektan, (4/4).
"Setelah Utara dikategorikan zona merah, kami tak ingin berdiam diri. Jangan sampai penularannya semakin masif," kata Ketua Umum KKB Pusat, Yuni Abdi Nur Sulaiman.
Selain permukiman padat dan rapat, dia juga menimbang keragaman pekerjaan warga. "Di sini penduduknya sangat banyak," imbuhnya.
Yuni menjamin, bukan hanya Utara, Banjarmasin Selatan juga akan disemprot. "Pemerintah tak bisa sendirian melawan wabah ini. Butuh kerjasama semua pihak," tegasnya.
Sementara itu, Ketua RT 30 Sungai Andai, Bambang Santoso mengatakan, warganya semakin was-was setelah mendengar penetapan zona merah itu. Di wilayahnya, ada 105 kepala keluarga, sekitar 500 jiwa.
Sebenarnya, satgas kelurahan setempat sudah bergerak. Tapi menurutnya belum mampu mencakup semua area. "Kami sangat berterimakasih atas aksi ini," ujarnya.
Dia juga mengingatkan, warga Sungai Andai datang dari berbagai macam profesi. Bekerja dan menyebar kemana-mana. "Asal tahu saja, warga di sini dari berbagai profesi, bekerja di seantero Kalsel. Jadi sangat rentan," tutup Bambang. (mof/fud/ema)
