8 Hotel Terpaksa Tutup, 1.500 Karyawan Dirumahkan

- Minggu, 5 April 2020 | 09:23 WIB
LENGANG: Suasana lobi Hotel Roditha Banjarbaru, kemarin. Tampak sepi, lantaran tingkat okupansi hotel saat ini turun drastis. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
LENGANG: Suasana lobi Hotel Roditha Banjarbaru, kemarin. Tampak sepi, lantaran tingkat okupansi hotel saat ini turun drastis. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

Minimnya pendapatan di tengah mewabahnya virus corona atau Covid-19 mulai membuat sejumlah hotel di Banua tumbang. Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalimantan Selatan mencatat, hingga 1 April 2020 sudah ada delapan hotel yang melapor tutup.

Sekretaris BPD PHRI Kalsel, Fahmi mengatakan, delapan hotel tersebut memilih tutup lantaran tingkat huniannya turun drastis semenjak virus corona mewabah. "Bahkan ada yang tingkat huniannya nol persen. Hal itu tentu membuat hotel kekurangan biaya operasional," katanya.

Dia mengungkapkan, jumlah hotel yang tutup kemungkinan akan bertambah. Pasalnya, dari 89 hotel anggota PHRI Kalsel, baru 50 yang melaporkan kondisi operasionalnya. "Jadi yang 39 hotel sisanya kemungkinan juga ada yang tutup. Karena tadi siang (kemarin) sudah ada laporan, salah satu hotel bintang 4 juga mau tutup," ungkapnya.

Namun, Fahmi enggan membeberkan secara rinci nama-nama hotel yang sudah tutup maupun yang ingin tutup. Karena menurutnya hal itu merupakan privasi hotel. "Yang jelas, yang tutup kebanyakan hotel non bintang. Sebagian besar berada di Banjarmasin dan Banjarbaru," bebernya.

Dia berharap, virus corona dapat segera ditangani. Sehingga, hotel-hotel yang tutup dapat buka kembali. "Karena mereka tutupnya hanya sementara. Corona hilang hotel kembali buka," ucapnya.

Lebih lanjut Fahmi juga meminta agar pemerintah dapat membantu para pengusaha hotel dengan memberikan kebijakan untuk meringankan beban-beban hotel.

"Pihak hotel hanya minta kebijakan agar pajak PB1 (hotel dan restoran) dibebaskan selama Covid-19. Juga, biaya beban listrik kami harap dibebaskan dan dibayar sesuai pemakaian. Termasuk, iuran BPJS Tenaga Kerja dan Kesehatan ditangguhkan dulu. Pemerintah seharusnya bisa berbuat adil dalam kondisi ini," pintanya.

Menurutnya, semakin lamban pemerintah membantu pengusaha hotel, maka bertambah banyak pula hotel yang tutup. "Selain itu, semakin banyak juga karyawan hotel yang di rumahkan. Sekarang dari total 2.229 karyawan hotel anggota PHRI Kalsel, 68,20 persennya atau sekitar 1.500 lebih sudah dirumahkan," bebernya.

Fahmi menjelaskan, hotel-hotel memilih merumahkan sebagian karyawannya lantaran butuh banyak biaya dalam operasional. "Minimal hotel harus terisi 40 persen okupansi baru biaya operasional bisa tertutup. Sekarang rata-rata okupansi di bawah itu," jelasnya.

Di Hotel Roditha Banjarbaru yang dia pimpin misalnya, sejak pandemi Covid-19 okupansi kamar setiap harinya hanya di bawah 10 persen.

Dia menuturkan, turun drastisnya tingkat hunian membuat pendapatan mereka tidak dapat menutupi biaya operasional. Hal itu diperparah dengan adanya larangan menggelar event. Seperti, acara pesta perkawinan, pertemuan dan lain-lain. "Namun, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami berusaha tetap bertahan, meskipun pendapatan tidak menutup biaya operasional," tuturnya.

Yang bisa dilakukan oleh manajemen hotel saat ini ialah melakukan penghematan biaya operasional dengan cara mengurangi jam kerja karyawan, meliburkan anak magang, serta penghematan listrik dan air. "Tapi ini bersifat sementara, jika terlalu lama kondisi ini dan pemerintah tidak memberikan solusi maka perusahaan terancam tutup dan semua karyawan pasti terancam PHK," papar Fahmi.

Minimnya pemasukan juga diakui GM Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru Muh. Roy Amazon. Bahkan, dia menyebut penurunan yang terjadi semenjak pandemi Covid-19 sudah sangat parah. "Yang biasanya okupansi kami 70 persen, sekarang di bawah 10 persen," bebernya.

Dia mengungkapkan, dengan tingkat okupansi di bawah 10 persen membuat Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru kekurangan biaya operasional. Kondisi tersebut memaksa manajemen memutar otak untuk menekan biaya operasional. "Kebijakan yang kami lakukan ialah mengurangi hari kerja karyawan," ungkapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X