Salurkan Segera APD Petugas Medis..! Siapkan Ruang Isolasi Tambahan

- Selasa, 7 April 2020 | 11:52 WIB
GARDA DEPAN: Para petugas medis memeriksa swab seorang pria di Depok, kemarin. | Foto: AFP
GARDA DEPAN: Para petugas medis memeriksa swab seorang pria di Depok, kemarin. | Foto: AFP

BANJARMASIN – Garda depan pertempuran melawan virus corona dalam bahaya. Banyak dokter dan perawat yang terpapar corona karena tak dibekali logistik Alat Pelindung diri (APD) yang memadai. Mengingat pentingnya peralatan ini, beberapa petugas medis bahkan membuat APD dengan bahan seadanya. Semata agar tidak terkena virus corona.

Mengingat pentingnya peralatan ini, bantuan yang disalurkan pemerintah pusat harus segera dibagikan. Untuk menghindari jumlah korban dari kalangan dojter dan perawat yang lebih banyak.

Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian dan Penanganan Covid-19 Kalsel, M Muslim, mengatakan pihaknya sudah meneruskan bantuan ini ke gugus tugas ke rumah sakit rujukan. Termasuk rumah sakit daerah di kabupaten dan kota hingga rumah sakit TNI/Polri. 

"Hari ini (kemarin) juga didistribusikan. Jumlahnya ada sekitar 60 koli atau 3.000 Coveral, ditambah sebanyak 15 ribu masker melalui BPBD Kalsel," tearng Muslim kemarin.

APD ini terangnya, bukan hanya bantuan dari pemerintah pusat, tetapi ada juga bantuan dari pihak lain termasuk pembelian dari gugus tugas daerah. "APD yang didistribusikan ini untuk petugas medis. Baik perawat maupun dokter di rumah sakit," tegasnya.

Kebutuhan akan APD sendiri sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah banyak. Pasalnya, pasien dalam pengawasan (PDP) termasuk terkonfirmasi positif terus bertambah. Sesuai standar penanganan medis, APD digunakan hanya untuk sekali pakai saja. "Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak swasta yang juga membantu penyediaan APD ini," imbuhnya.

Menurut catatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) ada 18 dokter yang meninggal karena positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Tenaga medis memang dianggap rentan tertular Covid-19 lantaran bertemu pasien. PB IDI menuntut agar tak hanya tenaga medis yang merawat pasien saja yang diberikan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Namun setiap tenaga medis.

Baru-baru tadi, ada dua dokter yang diumumkan oleh PB IDI meninggal dunia melalui akun media sosialnya. Humas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr Abdul Halik Malik menyatakan bahwa kabar duka tersebut terkonfirmasi meninggal karena Covid-19. Dari 18 orang dokter yang meninggal tersebut, ada salah satu dokter yang juga merawat Menteri Perhubungan Budi Karya sebelum dibawa ke RSPAD, Jakarta. Dokter tersebut adalah dr Ketty Herawati Sultana. "Dokter Ketty relatif senior," tuturnya.

Banyak meninggalnya tenaga medis menurut Ketua Satgas Covid19 PB IDI dr Zubairi Djoerban SpPD merupakan sebuah risiko profesi. Bahkan bagi dokter yang tidak menagani pasien Covid-19. "Sebagian bukan yang menangani langsung," ucapnya.

Bisa saja pasien datang untuk memeriksakan keluhan lain atau keluarga yang mengantarkan ternyata carier atau pembawa virus. Pada second wave atau gelombang kedua, diketahui bahwa penderita Covid-19 tidak harus bergejala. Bahkan pada beberapa orang tertentu, tidak ada perburukan kondisi tubuh. Artinya, kondisinya sehat namun di dalam tubuhnya terdapat SARS CoV-2, virus Covid-19.

"Dulu orang sehat tidak perlu pakai masker. Sekarang perlu. Dulu dokter hanya memakai masker, sekarang harus lebih," katanya menjelaskan perkembangan Covid-19. Zubairi menambahkan bahwa tidak hanya dokter yang menangani Covid-19 secara langsung yang memerlukan APD lengkap. Baju hazmat, kacama google, sarung tangan, dan masker perlu dikenakan dokter yang bertemu pasien pada umumnya. Sebab tidak diketahui apakah pasien yang ditemui adalah carier Covid-19 atau bukan.

Selain itu hasil tes Covid-19 dengan swab membutuhkan waktu. Zubairi sendiri pernah menangani pasien dengan gejala Covid-19 dan hasilnya diterima setelah tujuh hari. Selama itu pula dia mencari rumah sakit rujukan, sebab rumah sakit tempatnya praktik tidak memiliki kapabilitas merawat pasien dalam pengawasan (PDP). Sayangnya rumah sakit rujukan penuh.

Permasalahan rumah sakit dan hasil yang lama ini membuat dokter di luar rumah sakit rujukan juga harus bersiap-siap. "Sekarang ini hamper seluruh rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya pernah merawat PDP," ucapnya. Melihat hal ini, pemerintah harus mendistribusikan APD ke seluru rumah sakit. Bahkan pada tingkat puskesmas dan klinik pun perlu.

Sementara itu, sebelumnya Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan Budi Sylvana mengatakan bahwa ada 5 juta APD yang sudah disiapkan pemerintah. Jumlah ini menurutnya cukup untuk persediaan tiga hingga empat bulan kedepan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X