BANJARMASIN - Sesosok mayat pria ditemukan kemarin (9/4) sekitar pukul 14.00 Wita. Tertelungkup di samping kolong rumah warga di Jalan SMA 8, Kompleks Suryanata 1 RT 21 Kelurahan Alalak Tengah Banjarmasin Utara.
Korban akhirnya diketahui bernama Arbain alias Alus atau Pangeran. Tinggalnya di Jalan Mantuil Banjarmasin Selatan. Sehari-hari sebagai pencari barang bekas seperti sendok, garpu, dan barang yang ada di kolong rumah warga.
Dia ditemukan pertama kali oleh warga setempat. Kepolisian awalnya sempat bingung untuk mendapatkan identitasnya. Beruntung tak lama datang temannya bernama Said (34), sesama pencari barang bekas di kolong. "Tadi kami datang ke kawasan ini sekitar jam 11 pagi. Kami menyebar masing-masing bekerja. Sekitar jam satu tadi saya keliling mencari dia, tapi tak ketemu," kata Said.
Sebelum berpencar, kondisi korban sehat-sehat saja. Tak ada menunjukkan perangai buruk. "Tadi saya baru dengar kabar jika Alus dibawa ke menggunakan ambulans," ujarnya.
Kala ditemukan posisi korban tertelungkup dengan wajah termasuk ke dalam tempat menutup makanan untuk mencari barang bekas tersebut. Di saku celana jins ada sendok dan garpu. Di bagian belakang ditemukan ada dua luka bekas melepuh. Warga dibuat heran korban seperti tersengat listrik.
"Tadi saya sempat dengar dua kali teriakan. Tapi kebetulan saya di dalam kamar, nonton televisi. Jadi suara itu seperti samar-samar,” cerita salah seorang warga yang enggan menyebutkan namanya. Setengah jam kemudian baru ribut jika ada orang tertelungkup di samping rumah tetangga belakang rumahnya itu.
Perempuan berjilbab ini mengaku heran korban bisa tersengat listrik.
"Tadi katanya ada kabelnya, tapi ada yang bilang tidak ada. Yang mana benarnya, dan kebocoran listriknya di mana. Kasihan juga korban itu," tukasnya. "Tetapi jika benar kesetrum pasti ada bekasnya. Enggak perlu divisum-visum, karena pasti meninggalkan bekas melepuh," yakinnya.
Kapolsek Banjarmasin Utara AKP Gita Suhandi Achmad mengungkapkan hasil pemeriksaan di tubuh korban memang ada bekas melepuh. Namun pihak keluarga menolak untuk divisum. Memilih untuk dibawa pulang segera. "Sesampai di lokasi kami kesulitan mengolah TKP. Semua sudah diobok-obok, dan kami tidak ada mengamankan barang bukti atau sejenisnya," jawab Gita.(lan/dye/ema)
