Tak Peduli Corona, PSK Tetap Mangkal

- Jumat, 10 April 2020 | 09:47 WIB
TAK KAPOK: Petugas Satpol PP Banjarbaru saat mengamankan PSK Pembatuan berinisial NR yang ketahuan beroperasi di tengah pandemi virus corona, Rabu (8/4) tadi. | FOTO: SATPOL PP BANJARBARU FOR RADAR BANJARMASIN
TAK KAPOK: Petugas Satpol PP Banjarbaru saat mengamankan PSK Pembatuan berinisial NR yang ketahuan beroperasi di tengah pandemi virus corona, Rabu (8/4) tadi. | FOTO: SATPOL PP BANJARBARU FOR RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Di saat pemerintah mengimbau agar masyarakat menerapkan jaga jarak atau social distancing untuk memutus mata rantai virus corona. Para pekerja seks komersial (PSK) di eks Lokalisasi Pembatuan ternyata tidak memedulikannya. Mereka tetap beroperasi dan mangkal seperti biasa.

Bahkan, Rabu (8/4) tadi seorang PSK diamankan petugas Satpol PP Banjarbaru, lantaran ketahuan masih menerima tamu pria hidung belang di tengah pandemi virus corona.

Kepala Satpol PP Banjarbaru, Marhain Rahman melalui anggota PPNS Seksi Opsdal, Yanto Hidayat mengatakan, PSK berinisial NR tersebut berhasil diciduk ketika mereka menggelar patroli lingkungan dalam rangka cipta kondisi menghadapi bulan Ramadan.

"Saat kami datang, dia tiba-tiba langsung lari dan menutup pintu. Dari situ kami menduka dia PSK. Setelah itu kami amankan," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Yanto menambahkan, setelah diamankan NR kemudian mengaku sebagai PSK dan masih beroperasi di tengah wabah Covid-19. "Dia lalu kami bawa ke kantor untuk dimintai keterangan lebih lanjut," tambahnya.

Dari hasil interogasi, dia menyampaikan, NR mengaku nekat beroperasi saat orang-orang menjaga jarak untuk menghindari penularan virus corona lantaran perlu uang untuk kehidupan sehari-hari. "Pola pikir mereka adalah duit. Jadi tetap beroperasi walaupun ada wabah," ucapnya.

Lanjutnya, selain mangkal di Pembatuan, para PSK juga memanfaatkan aplikasi berkirim pesan untuk mencari pelanggan. "Jadi, wabah corona ini belum bisa menghentikan para PSK," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, saat ini masih ada sekitar 20 PSK yang beroperasi secara sembunyi-sembunyi di Pembatuan. "Mereka masih beroperasi karena masih ada yang mengontrakkan rumah untuk mereka. Itu yang saat ini menjadi kendala bagi kita untuk meniadakan PSK," beber Yanto.

Sementara para pemilik kontrakan kata Yanto hingga kini sangat sulit ditemukan. "Rumah-rumah yang disewakan di sana, kami tidak tahu siapa pemiliknya. Kata para PSK pemiliknya ada di Jawa, mereka bayar kontrakan sistem transfer," katanya.

Meski begitu, dia menuturkan bahwa pihaknya masih akan terus melakukan patroli di Pembatuan. Agar para PSK takut beroperasi. "Mereka sebenarnya mengaku takut beroperasi. Karena, selain kami. Polres juga rutin melakukan patroli. Hanya saja lantaran perlu uang, sehingga mereka nekat beroperasi," tuturnya.

NR sendiri kemarin (9/4) dipulangkan ke daerah asalnya di Pulau Jawa. Sebab, kasusnya tidak bisa dilanjutkan ke persidangan. "Karena pandemi, pengadilan membatasi sidang. Karena tidak bisa disidang, dia kami minta pulang ke daerahnya," kata Yanto.

Secara terpisah, salah seorang warga Jalan Kenanga yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan bahwa para PSK di Pembatuan terlihat beroperasi secara terang-terangan. "Mereka terlihat mangkal di teras rumah dengan menggunakan pakaian minim," bebernya.

Menurutnya, Pemko Banjarbaru harus memberikan sanksi tegas kepada PSK dan para pemilik rumah yang digunakan menjalankan bisnis lendir. "Kalau cuma tipiring saja mereka tidak jera. Setelah disidang, beroperasi lagi," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tiga Terdakwa Suap di Paser Akui Bersalah

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56 WIB
X