Tiga Investasi Senilai Rp4,7 Triliun Tertunda

- Sabtu, 11 April 2020 | 10:40 WIB
GUNUNGAN SAMPAH: Rencana pembangunan industri pengolahan sampah menjadi energi listrik di TPA Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih, Banjarmasin oleh investor dari Belanda, ditunda karena dampak wabah Corona yang melanda dunia.
GUNUNGAN SAMPAH: Rencana pembangunan industri pengolahan sampah menjadi energi listrik di TPA Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih, Banjarmasin oleh investor dari Belanda, ditunda karena dampak wabah Corona yang melanda dunia.

BANJARBARU - Dampak wabah virus sudah ke mana-mana. Termasuk ikut mengganggu rencana investasi di Kalsel. Gara-gara virus dari China tersebut, sejumlah investor tahun ini menunda investasi. Padahal nilainya triliunan rupiah.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel mencatat, hingga triwulan II 2020 setidaknya ada tiga investasi besar yang tertunda.

"Pembangunan industri pengolahan sampah menjadi energi listrik di TPA Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih, Banjarmasin," ungkap Kepala DPMPTSP Kalsel, Nafarin.

Kemudian, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Tanah Laut dan pembangunan industri pupuk di Barito Kuala.

"Ketiganya sudah direncanakan sejak tahun lalu. Tapi sekarang belum ada yang bergerak," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Rencana investasi pengolahan sampah jadi listrik di Basirih misalnya, sudah ada perusahaan Belanda yang berminat.

"Kami bersama Bappeda dan Dinas Lingkungan Hidup sudah bertemu. Mereka menyatakan minat untuk berinvestasi," ungkapnya.

Awalnya Pemprov menawarkan dua TPA, yakni TPA Regional Banjarbakula di Cempaka, Banjarbaru dan TPA Basirih Banjarmasin. Namun, mereka memilih TPA Basirih.

"Alasannya karena di TPA Basirih sampahnya lebih banyak. Sedangkan TPA Banjarbakula baru beroperasi, jadi masih sedikit," ujarnya.

Nilai investasi untuk ini diperkirakan mencapai Rp1 triliun. "Bahkan bisa lebih, kalau memang nanti sudah beroperasi," ucapnya.

Sedangkan, untuk investasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Tanah Laut, ada dua perusahaan asing yang berminat. Yakni, dari Prancis dan Amerika.

"Dua perusahaan ini sedang diseleksi PLN. Tapi, karena ada virus corona, PLN terpaksa menunda dulu lelang," bebernya.

Dia menambahkan, pembangunan PLTB merupakan upaya Kalsel dalam menambah investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Nilainya Rp1,7 triliun.

"Mudah-mudahan wabah cepat teratasi, proyek ini dapat segera dimulai," tambahnya.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X