Tidak Tinggal di Rumah Saat Corona, Tukang Gigi: Kalau Khawatir Justru Bahaya

- Minggu, 12 April 2020 | 09:11 WIB
ULET: Taci Wawa, mengukir pesanana gigi palsu di depan tokonya, kemarin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
ULET: Taci Wawa, mengukir pesanana gigi palsu di depan tokonya, kemarin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Siapa yang paling berisiko terpapar COVID-19 ? Jawabannya, bisa saja tukang gigi palsu.

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --

Pandemi menghantam seluruh usaha bisnis. Termasuk usaha yang dilakoni para tukang gigi palsu. Hal itu bukan tanpa alasan. Para pelaku usaha yang satu ini langsung berhubungan dengan bagian paling rentan. Mulut.

Ketika bertemu, para tukang gigi palsu harus membuat klien membuka mulutnya, untuk bisa melakukan pengecekan dan mencocokkan seperti apa gigi palsu yang bakal dibuat. Di situlah risiko penularan COVID-19 bisa terjadi.

Dari rilis yamg dikeluarkan oleh organisasi kesehatan dunia atau WHO, penularan COVID-19 ditularkan melalui percikan, tetesan, persentuhan. Atau dalam istilah medis dikenal dengan droplet. Misalnya, saat seseorang batuk, bersin atau berbicara.

Hujan masih mengguyur deras Kota Banjarmasin, kemarin (11/4) sore. Kawasan Pasar Sudimampir Banjarmasin pun masih ramai dengan hilir mudik warga.

Di antara deretan toko yang berada di kawasan pasar, Hwang Sui Lan (67), masih tampak serius mengukir gigi palsu di depan toko miliknya. Sudah 15 tahun, perempuan yang akrab disapa Taci Wawa ini menjadi tukang gigi.

"Yang ini, besok sudah mau diambil si pemesan," ucapnya.

Dalam sehari, dia bisa membuat satu hingga lima set gigi palsu. Sementara paling lama, bisa sampai memakan waktu hingga dua hari. Tergantung pesanan.

Kepada penulis, Taci Wawa, menuturkan bahwa keahliannya membuat gigi palsu sudah didapatkannya turun menurun dari keluarganya. Mulai dari kakek, ayah dan ibu hingga ke dirinya.

"Ini bisnis turun temurun dan menyenangkan, bisa membantu orang-orang," bebernya.

Diakuinya, pandemi memang sedikit menyulitkan usahanya. Klien yang datang pun mulai berkurang. Tepatnya, semenjak orang-orang diimbau untuk tidak keluar rumah, kecuali dalam hal mendesak.

"Sebelum pandemi, dalam sepekan tak terhitung berapa banyak klien yang datang. Sekarang paling hanya beberapa," ungkapnya, seraya tersenyum.

Namun, ketika disinggung perihal usahanya yang rentan terpapar,  Taci Wawa, justru mengaku tidak khawatir.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X