Warga Pilih Menjahit Masker

- Selasa, 14 April 2020 | 11:01 WIB
DI TENGAH KELANGKAAN: Ibu rumah tangga asal Syamsudin Noor Landasan Ulin Banjarbaru di kediaman RT secara berkelompok, menjahit masker bahan kain sendiri untuk menyikapi situasi pandemi Covid-19 di wilayah Banjarbaru. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
DI TENGAH KELANGKAAN: Ibu rumah tangga asal Syamsudin Noor Landasan Ulin Banjarbaru di kediaman RT secara berkelompok, menjahit masker bahan kain sendiri untuk menyikapi situasi pandemi Covid-19 di wilayah Banjarbaru. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Masker dianjurkan wajib dipakai ketika keluar rumah. Sayangnya, ketersediaan masker amat langka di pasaran. Kalaupun ada, harganya melambung berkali-kali lipat.

Di Banjarbaru, warga mulai tampak mengenakan masker ketika di luar rumah. Kebanyakan, masker jenis kain yang dikenakan warga. Maklum, masker ini terbilang mudah didapat bahkan bisa dibuat sendiri.

Saat ini, mulai banyak warga yang membuat masker kain sendiri. Ada yang buat dikenakan pribadi, tak sedikit yang menjualnya. Sayangnya, beberapa terlampau mahal menjualnya. Hingga ada yang Rp10.000 per lembar dijual.

Situasi pandemi juga membuat perekonomian kian lesu. Mereka yang berpenghasilan rendah dan tergolong harian, banyak terdampak. Mengingat, kondisi sekarang tak seramai sebelum pandemi. Intensitas transaksi jual beli pun turun drastis.

Sebagian ibu-ibu yang notabene berstatus sebagai ibu rumah tangga Warga Kelurahan Syamsudin Noor Landasan Ulin Banjarbaru, memilih mencari penghasilan tambahan. Salah satunya secara berkelompok membuat masker kain.

Mereka berkumpul di kediaman Ketua RT di RT 34 RW 07 di Jalan Kasturi Syamnor. Total ada 8 penjahit yang tergabung. Sejak beberapa hari terakhir, mereka mengerjakan masker pesanan. Targetnya sekitar 1500 masker.

"Situasi sekarang ya perlu untuk  penghasilan buat beli kebutuhan pokok. Karena suami  juga pekerjaan suami juga terdampak. Ini awalnya juga tidak bisa, tapi ada yang ngajarin, Alhamdulillah mulai lancar," kata Siti Maria, salah satu penjahit.

Kelompok ibu-ibu rumah tangga ini biasanya mampu menyelesaikan sampai 150 masker lebih dalam sehari. Namun diakui, bahwa saat ini ketersediaan bahan baku mulai meroket. Baik kain maupun tali pengencang yang saling direbutkan.

Pembina dari kelompok ibu-ibu ini, Emi Lasari yang juga anggota legislatif dari Dapil Landasan Ulin tersebut mengakui cukup kesusahan menyediakan bahan bakunya. Mengingat katanya di pasaran memang sangat langka.

Ditanya diperuntukkan buat apa masker-masker olahan ibu-ibu rumah tangga ini. Emi menjawab kalau nanti dalam waktu dekat bakal didistribusikan kepada warga.

"Kita bersama warga lain nanti akan bagikan kepada masyarakat di Landasan Ulin. Targetnya minimal 1000 sampai 1500, nanti targetnya mereka yang bekerja di pasar ulin dan pekerja jalanan lainnya yang memang berpenghasilan rendah," ceritanya.

Ibu-ibu rumah tangga ini kata Emi juga mendapat upah. Namun nominalnya terangnya tidak begitu besar. Lantaran sebagian dari aksi sosial terhadap warga sekitar.

"Perlembarnya dihargai Rp2 ribu untuk menjahitnya. Kalau bahan baku sudah kita sediakan. Kita targetnya juga agar masyarakat di sini khususnya yang belum ada penghasilan tambahan bisa punya aktivitas yang bermanfaat, sekalian dapat membantu perekonomiannya dengan menjahit masker. Harapannya ke depan bisa jadi profesi, karena kebutuhan masker kan terus dicari," ujarnya.

Ita, instruktur para penjahit ini mengaku lumayan mudah mengajarkannya. Lantaran, ibu-ibu rumah tangga ini sebelumnya pernah mengikuti pelatihan menjahit dari dinas terkait.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X