Tetap Produktif Meski #Dirumahsaja; Jadwal Mendongeng Banyak Ditunda, Isi Hari Dengan Merajut

- Kamis, 16 April 2020 | 11:58 WIB
TETAP KREATIF: Pendongeng Banua, Enik Mintarsih merajut tas di rumahnya, kemarin. Merajut menjadi aktivitas sehari-harinya saat ini, lantaran undangan mendongeng banyak ditunda akibat pandemi virus corona. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
TETAP KREATIF: Pendongeng Banua, Enik Mintarsih merajut tas di rumahnya, kemarin. Merajut menjadi aktivitas sehari-harinya saat ini, lantaran undangan mendongeng banyak ditunda akibat pandemi virus corona. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

Kata siapa berada di rumah saja tidak bisa membuat seseorang produktif? Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap bisa menghasilkan hal yang bermanfaat. Seperti yang ditekuni seorang pendongeng Banua, Enik Mintarsih. Ketika jadwal mendongengnya banyak yang ditunda lantaran pandemi virus corona, dirinya masih bisa produktif dengan menjadi perajut.

-- Oleh: SUTRISNO, Martapura --

Radar Banjarmasin, Selasa (14/4) bertandang ke rumah Enik Mintarsih di Jalan Kampung Baru, Kecamatan Martapura Kota, Kabupaten Banjar untuk melihat aktivitas barunya setelah agenda mendongengnya di sejumlah acara ditunda.

Perempuan yang akrab disapa Bunda Enik tersebut menyambut wartawan koran ini dengan ramah. Kemudian, langsung mempersilakan masuk ke dalam rumahnya.

Saat memasuki rumah Enik, tampak di ruang tamunya ada tumpukan tas hasil rajutannya dan beberapa gulung benang di atas meja kaca.

"Ini lah kerjaan saya sekarang. Karena jadwal mendongeng ditunda semua semenjak virus corona mewabah," kata Enik sambil duduk di sofa merah di samping meja kaca untuk melanjutkan rajutan yang belum selesai.

Enik mengungkapkan, dengan tidak ada lagi undangan mendongeng, dirinya memerlukan suatu kegiatan agar masih bisa produktif dan mengisi waktu luangnya. "Merajut saya pilih karena sudah jadi hobi sejak dua tahun terakhir," ungkapnya.

Selain bisa untuk mengisi waktu, dia menyampaikan bahwa hasil rajutannya juga bisa menghasilkan uang di tengah minimnya pendapatan dari hasil mendongeng. "Yang beli sampai ada dari Jakarta dan Yogyakarta. Tapi, hasilnya sebenarnya masih kalah banyak dibandingkan mendongeng," ucapnya.

Meski begitu, mantan guru honor PAUD ini mengaku sangat senang punya banyak waktu untuk merajut lantaran tidak ada lagi jadwal mendongeng. "Mungkin saya disuruh libur dulu mendongeng. Lumayan dari pagi sampai malam bisa merajut," ujarnya.

Dia sendiri lebih fokus untuk merajut tas. Di mana, dalam sehari dirinya mampu menyelesaikan satu tas. "Kalau masih ada jadwal dongeng, satu tas bisa empat hari baru selesai. Lantaran tidak punya banyak waktu untuk menyelesaikannya," ujarnya.

Tas buatan Enik harganya bervariasi, tergantung jenis bahan dan kerumitan pembuatannya. "Kalau tas paling murah Rp100 ribu. Paling mahal Rp300 ribu. Ada juga tempat tumbler harganya cuma Rp75 ribu," rinci Enik.

Dia mengaku menjual produknya secara online di sejumlah media sosialnya. "Kalau sudah selesai tas dibuat, langsung saya upload fotonya ke medsos. Kadang ada yang langsung laku, kadang nggak," bebernya.

Meski sudah punya kegiatan yang produktif, perempuan kelahiran 13 November 1972 ini mengaku tidak bisa meninggalkan profesinya sebagai pendongeng. "Iya, masih mendongeng. Tapi saya rekam di video, lalu saya share ke medsos untuk ditonton orang-orang," katanya.

Enik sendiri terakhir kali mendongeng dalam suatu acara pada pertengahan Maret 2020. Setelah itu, semua jadwal undangan mendongeng dibatalkan lantaran semakin mewabahnya Covid-19. "Harusnya pada tanggal 18 Maret ada roadshow dongeng. Ternyata Walikota Banjarmasin meliburkan sekolah, akhirnya acara jadi gagal," paparnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X