Dia yang Tak Bisa Jauh dari Penonton; Menjaga Hati dengan Kaset Umi Kalsum

- Senin, 20 April 2020 | 11:49 WIB
SANG PENGHIBUR: M Arsyad alias Kai Api berpose untuk Radar Banjarmasin di ruang tamu rumahnya di Jalan Antasan Kecil Timur, kemarin. Kai Api sudah rindu menggelar pertunjukan untuk menghibur warga Banjarmasin. | Foto: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
SANG PENGHIBUR: M Arsyad alias Kai Api berpose untuk Radar Banjarmasin di ruang tamu rumahnya di Jalan Antasan Kecil Timur, kemarin. Kai Api sudah rindu menggelar pertunjukan untuk menghibur warga Banjarmasin. | Foto: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Bertelanjang dada dengan tangan belepotan cat, lelaki 81 tahun itu duduk berselonjor. Dia tampak kesepian. Setelah hampir dua bulan libur dari atraksi membakar diri.

___

BANJARMASIN - Muhammad Arsyad dikenal masyarakat Banjarmasin dengan julukan Kai Api (Kakek Api). Kemarin (19/4) siang, ketika Radar Banjarmasin mengunjunginya di rumah di Jalan Antasan Kecil Timur, dia tampak sehat.

Senyum selalu terkembang di wajah Kai Api. Gaya bicaranya masih ceplas-ceplos. Tak henti-hentinya dia mendoakan siapa saja agar dilimpahi nikmat kesehatan.

Kai Api baru selesai mengecat dua bakul (tas anyaman rotan) kesayangan. Keduanya dikelir hitam. Agar semakin cantik, diberi sapuan goresan kuning dan merah.

"Buat mengisi waktu luang," ungkapnya terkekeh. Bukan hanya tas, tongkat, topi dan sepeda juga ia bersihkan dan cat ulang sampai mengkilap.

Perkakas itulah selalu menemaninya dalam pertunjukan. Sesuatu yang sudah sangat Kai Api rindukan.

Sejak wabah virus corona menghantam Kota Seribu Sungai, objek wisata siring ditutup. Kai Api pun kehilangan penonton yang selama ini dihiburnya.

"Bulu kaki saya sampai tumbuh. Biasanya kan hangus terbakar api," bebernya tergelak.

Kobaran api adalah sahabatnya. Penonton adalah bensinnya. Dalam atraksinya, Kai Api menyemburkan api dari mulut dan menyapukan obor ke sekujur badan.

Disuguhkan dengan ekspresi khas, mata membelalak, mulut dimonyongkan dan lidah menjulur.

Pada puncak pertunjukan, ayah 10 anak dan kakek 24 cucu itu mendapat tepuk tangan. Bakulnya pun terisi rupiah.

Bukan hanya di depan anak kecil, Kai Api juga kerap tampil di depan turis dan fotografer. Kenangan yang indah.

Lantas, apakah ketika pandemi, Kai Api benar-benar libur? Ternyata tidak. Kai Api tak menyerah. Dia masih setia menghibur warga, tentu dengan cara berbeda

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X