Pendapatan Pajak Terjun Bebas

- Senin, 20 April 2020 | 11:55 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

BANJARBARU - Efek domino pandemi Covid-19 benar-benar membuat sektor pendapatan babak belur. Ditangguhkannya kegiatan mengumpulkan massa dan keluar rumah menjadi titik terberat napas pendapatan pajak asli daerah.

Di Kota Banjarbaru, Badan Pengelolaan Pajak & Retribusi Daerah (BP2RD) Banjarbaru mencatat situasi pandemi berdampak drastis terhadap pendapatan daerah. Minimal sampai tanggal 15 April 2020 kemarin.

Sekretaris BP2RD Banjarbaru, Masrul menyebut penyusutan pendapatan pajak hingga pertengahan bulan April saja mencapai 60 persen. Yang mana, biasanya mampu meraup hingga 5 miliar rupiah, terpantau 15 April hanya mentok di angka kurang lebih Rp2 miliar.

Tak ditampik Masrul, jika adanya kebijakan untuk pencegahan dan penanggulangan jadi alasan terbesar penyusutan pajak ini. Beberapa sektor pajak yang terdampak sebutnya pajak Penerangan Jalan, pajak BPHTB, pajak hotel dan restoran, hiburan hingga pajak parkir.

"Kalau ditanya berimbas, ya dampaknya jujur sangat luar biasa. Karena biasanya rata-rata dalam satu bulan pemasukan pajak kita mencapai Rp10 miliar, sementara di pertengahan April ini baru dapat Rp2,04 miliar," ceritanya.

Sektor terdampak paling besar katanya ada di BPHTB dan Pajak Penerangan Jalan. Yang mana BPHTB yang merupakan pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, katanya terdampak karena lesunya transaksi di masyarakat.

"Untuk pajak penerangan jalan ini imbas dari kebijakan pemerintah pusat terkait gratis listrik kepada pengguna daya 450 VA dan 900 VA. Karena digratiskan jadi tidak ada pajaknya masuk ke kita, sementara dari data kita kecenderungan di Banjarbaru kebanyakan menggunakan dua jenis daya itu," jelasnya.

Lalu, pajak hotel dan restoran terangnya juga cukup menyusut. Hal ini dipicu dari rendahnya tingkat okupansi hotel serta minimnya transaksi masyarakat di rumah makan dan restoran.

Lantas apa yang akan dilakukan BP2RD untuk menghadapi situasi sulit ini? Menurut Masrul, karena situasi pandemi ini belum bisa dipastikan kapan berakhir. Sehingga pihaknya akan fokus untuk memaksimalkan sektor pajak lainnya yang tidak turut terdampak parah pandemi.

"Kita tidak bisa memaksakan kondisi, jadi sementara kami fokus pada pendapatan-pendapatan yang memang masih bisa dimaksimalkan dan tentunya tidak terdampak," tegasnya.

Melihat situasi ini, untuk mengejar targat pendapatan pajak di tahun 2020 ini jujur Masrul agak sulit. Sehingga pihaknya berharap agar pemerintah daerah dapat mengoreksi kembali target pendapatan pajak di tahun 2020 ini.

"Hingga di pertengahan bulan April ini, kita baru menyentuh kurang lebih Rp33 miliar. Sedangkan target di tahun 2020 ditarget Rp126 miliar. Harapannya semoga situasi ini cepat pulih," pungkasnya.

Sebagai diketahui, sejak Januari hingga bulan Maret, pendapatan pajak daerah Banjarbaru belum begitu terdampak. Yakni stabil diperolehan di nominal Rp10 miliar perbulannya. Dampak ini mulai drastis ketika memasuki bulan April. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X