BANJARMASIN - Para atlet cabor beladiri Kalsel dihadapkan dalam pilihan sulit. Selama pandemi corona, kegiatan latihan yang mereka lakukan tak bisa maksimal. Ada protokol pencegahan corona yang membuat mereka tak mungkin lagi latihan seperti dulu.
Seperti yang dirasakan para kenshi (atlet kempo) Kalsel. Selain intensitas dan porsi latihan yang dikurangi, mereka juga dilarang untuk kontak fisik. "Padahal, kami sangat perlu latihan tanding atau simulasi pertarungan. Namun untuk menghindari corona, latihan simulasi tanding ini tidak dilakukan dulu," kata Desi Jakal Kuswinarmi, kenshi Kalsel yang disiapkan ke PON XX 2020 Papua.
Desi menuturkan latihan tanpa simulasi tanding kontak bodi terasa bagai sayur tanpa garam. "Otomatis, jadi kurang semangat. Tapi, inilah protokol yang wajib kami terapkan untuk memutus mata rantai Covid-19," sambungnya.
Atlet gulat Kalsel, Fahriansyah juga merasakan hal yang sama. "Dengan latihan simulasi tanding, saya bisa mengevaluasi apa saja kekurangan dalam latihan. Karena tiap gerakan yang diajarkan pelatih bisa langsung saya praktikkan ketika latihan simulasi tanding," sebut Fahri.
Namun, Fahri bisa memahami keterbatasan ini. "Sesuaikan saja dengan instruksi pelatih. Yang penting, kondisi harus tetap fit," tuntasnya.(oza/dye/ema)