Kantor Libur, Tekuni Bidang Makrofotografi

- Selasa, 21 April 2020 | 10:29 WIB
KREATIF: Fauzan Maududdin saat memotret seekor gecko jenis lemon frost yang diletakkan di atas meja, Minggu (19/4). Ketika tempat kerjanya libur, lantaran mewabahnya virus corona, warga Banjarbaru ini sekarang menekuni bidang makrofotografi. | FAUZAN MAUDUDDIN FOR RADAR BANJARMASIN
KREATIF: Fauzan Maududdin saat memotret seekor gecko jenis lemon frost yang diletakkan di atas meja, Minggu (19/4). Ketika tempat kerjanya libur, lantaran mewabahnya virus corona, warga Banjarbaru ini sekarang menekuni bidang makrofotografi. | FAUZAN MAUDUDDIN FOR RADAR BANJARMASIN

Ketika tempat kerjanya libur karena mewabahnya virus corona, Fauzan Maududdin tak kehilangan akal. Supaya masih bisa produktif, dia sekarang menekuni bidang makrofotografi.

-- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru --

Fotografi makro sendiri merupakan teknik foto yang dapat menghasilkan gambar detail pada objek, seperti serangga dan bunga dengan pengambilan yang sangat dekat. Dengan begitu, orang yang menggeluti bidang ini tak harus hunting ke luar rumah untuk bisa memotret.

Fauzan Maududdin biasanya memotret dengan meletakkan objek di atas meja atau sebuah kotak yang dilengkap dengan lampu. Seperti halnya, Minggu (19/4) tadi, dia mengambil gambar seekor gecko jenis lemon frost yang diletakkan di atas meja.

Agar pencahayaannya cukup, Fauzan meletakkan meja dan objeknya tersebut di luar rumahnya di Kompleks Griya Megah, Jalan Karang Anyar 2, Banjarbaru. Menggunakan kamera DSLR, dia berulang kali memotret gecko dengan berbagai angle.

Fauzan mengatakan, semenjak tempat kerjanya di salah satu perusahaan konsultan di bidang pengadaan barang dan jasa diliburkan, waktunya lebih banyak digunakan untuk motret di rumah. "Karena kebetulan genre saya di fotografi makro, jadi tidak perlu jauh-jauh untuk mencari subjek foto. Bisa berbagai serangga, kupu-kupu, bunga dan lain-lain," katanya.

Diungkapkannya, agar dapat menghasilkan uang, hasil foto-fotonya kemudian dia upload ke website salah satu agensi microstock yang melayani transaksi penjualan foto secara global dengan menerapkan sistem royalti free.

"Untuk harga foto ditentukan oleh agensi. Di Shutterstock misalnya, kalau dirupiahkan harga foto cuma sekitar lima ribu. Namun jumlah download-nya yang diharapkan lebih banyak, jadi income kita bisa lebih besar," ungkapnya.

Lalu berapa sudah penghasilan yang dia dapatkan dari agensi microstock? Fauzan menyampaikan, pendapatan yang diterimanya sudah sekitar USD150. Padahal, dirinya baru menekuninya saat kantornya libur akibat pandemi virus corona. "Lumayan bisa untuk membantu keuangan keluarga," ucapnya.

Dia mengaku termotivasi menjual foto via agensi microstock lantaran ada beberapa fotografer Indonesia yang sudah mampu menggantungkan hidupnya dari sana. "Penghasilan mereka rata-rata per bulan di atas 10 juta rupiah," bebernya.

Selain menghasilkan uang, pria berusia 47 tahun ini menyukai bidang fotografi karena memang sudah jadi hobinya sejak sekolah di bangku SMP. "Tapi baru bisa beli kamera sendiri pas tahun 2010 lalu. Dan mulai serius di bidang ini dalam enam tahun terakhir," katanya.

Keahliannya dalam memotret sendiri didapatkannya dari belajar secara otodidak dan banyak bertanya dengan teman-teman sesama komunitasnya di bidang fotografi. "Saya juga sering baca buku untuk belajar," paparnya.

Meski belajar otodidak, pria kelahiran Amuntai ini ternyata mampu berprestasi. Dia pernah meraih Indonesia Macro Photographer of The Year 2018. Serta, medali perunggu Salon Foto Indonesia 2018 kategori foto travel. "Saya juga ada menulis buku berjudul The Art of Macro," pungkas Fauzan. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X