BANJARBARU - Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan fisik dari pusat ke daerah dipastikan bakal digeser. Guna menanggulangi pandemi Covid-19 yang kini makin menyebar.
Salah satu proyek DAK yang terdampak adalah rencana rehabilitasi serta peningkatan saluran sekunder di lahan pertanian di wilayah Bangkal Cempaka. Dana DAK sebesar Rp2,9 Miliar untuk program ini tak jadi dikucurkan.
Kabid Sumber Daya Air (SDA) PUPR Banjarbaru, Subrianto membenarkan hal ini. Memang katanya, karena ada realokasi maka rencana ini tak busa digarap. Padahal rencananya di tahun ini saluran yang menghubungkan saluran primer (sungai) dengan kawasan pertanian ini harusnya rampung.
"Karena untuk peningkatan saluran irigasi sekunder di wilayah Bangkal ini menggunakan DAK pusat. Sehingga karena situasi ini, rencana ini tidak bisa terealisasi tahun ini," jelasnya.
Beruntungnya, rencana proyek ini klaim Subrianto belum masuk ke tahap lelang. Sehingga tidak ada pihak pemenang lelang yang dirugikan. "Karena kan surat dari Kemenkeu soal DAK ini sudah rilis lebih dulu, jadi kita tidak adakan lelangnya."
Ditanya apakah batalnya proyek ini bakal berimbas ke petani? "Ini kan rehabilitasi dan peningkatan, tujuannya ya untuk cakupannya lebih luas serta memastikan konstruksinya juga kuat dan tidak rawan longsor. Kalau sekarang sebenarnya masyarakat sudah bisa, karena sudah ada saluran (sekunder) kita di sana," ujarnya.
Dengan DAK sebesar Rp2,9 miliar ini katanya, akan menambah panjang saluran sekunder sepanjang 4 Kilometer. Juga akan dilakukan penguatan dinding siring dari saluran ini.
"Kalau yang sudah ada kurang lebih 25-40 persen dari keseluruhan rencana pembuatan salurannya. Jika DAK ini jadi turun dan peningkatan dilakukan, bisa mencapai 40 persen lebih, karena memang pembangunannya harus bertahap, mengingat salurannya juga cukup panjang," pungkasnya. (rvn/bin/ema)