PARINGIN – Ramadan di pusat Paringin Kota kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Pasar Ramadan ditiadakan. Demi menghindari kerumunan banyak orang di tengah pandemi Covid-19. Meski begitu, tidak membuat pedagang musiman yang hanya berdagang saat bulan Ramadan putus asa.
Para pedagang memutar otak agar tetap bisa mengais rezeki di tengah pandemi. Salah satunya Nurlina, pedagang kue tradisional yang kerap berjualan di Pasar Ramadan. Ia kini mencoba pangsa pasar baru dengan berdagang via online. Memanfaatkan aplikasi yang digunakan orang umumnya untuk berkirim pesan, WhatsApp. Dengan membuat story dan membagikan postingan ke grup-grup yang diikuti.
“Kami menawarkan pelayanan delivery untuk pembeli. Siap mengantarkan pesanan ke rumah pelanggan, selama masih dalam jangkauan. Radius 10 km dari kediaman kami,” ujarnya.
Dalam situasi seperti ini, berjualan secara online dengan memanfaatkan media sosial menjadi pilihan terbaik. Apalagi masyarakat Balangan sudah semakin akrab dengan transaksi melalui sistem online.
Strategi baru ini cukup efektif diterapkan. Itu kalau melihat omzet yang dihasilkan dalam empat hari pertama bulan Ramadan.
Bupati Balangan, Ansharuddin menegaskan hanya meniadakan atau tidak memfasilitasi adanya Pasar Ramadan. Namun, tidak ada larangan bagi warga yang ingin berjualan di rumah masing-masing. “Silakan saja kalau mau jualan di rumah masing-masing. Asal tidak membuat pasar sendiri, ujungnya mengumpulkan orang banyak,” tegasnya.(why/dye/ema)