Mengantar untuk yang Terakhir, Kalsel Berkabung Kepergian Guru Zuhdi

- Senin, 4 Mei 2020 | 11:05 WIB
BERDUKA: Para jemaah menyambut ambulans yang membawa jenazah KH Ahmad Zuhdiannor di Belakang Masjid Jami Banjarmasin, Sabtu (2/5) sore. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
BERDUKA: Para jemaah menyambut ambulans yang membawa jenazah KH Ahmad Zuhdiannor di Belakang Masjid Jami Banjarmasin, Sabtu (2/5) sore. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

Sabtu sore itu hujan turun deras di langit Kalimantan Selatan. Langit seperti turut berduka akan kepergian KH Ahmad Zuhdiannor. Sang ulama yang terkenal dengan ketinggian akhlaknya itu diantar dengan iringan tangis warga banua.

---

Raungan tangis dan salawat mengiringi kedatangan jenazah Guru Zuhdi, panggilan akrab KH Ahmad Zuhdiannor. Ambulans yang membawa jasad Sang Guru meluncur pelan ke rumah duka di Belakang Masjid Jami Banjarmasin. Hujan yang turun membuat suasan semakin haru.

Pelayat sudah menunggu sejak pagi di sekitar rumah duka. Kabar yang sampai, Guru Zuhdi yang meninggal di RS Medistra Jakarta memang langsung diterbangkan ke banua.

Begitu dapat kabar bahwa pagi itu juga jenazah Guru Zuhdi diterbangkan ke banua, para jemaah menunggu di bandara. Ratusan anggota pemadam kebakaran (damkar) dan jemaah berdatangan di depan gerbang Lanud Syamsudin Noor, Jalan Angkasa, Landasan Ulin, Banjarbaru.

Salah seorang anggota Kesatuan Balakar 564 Banjarmasin, Iwan mengatakan, hampir semua damkar di Banjarmasin datang menjemput jenazah Guru Zuhdi di bandara untuk mengantarkan ke tempat pemakaman. "Karena beliau merupakan panutan kami. Serta, ulama besar kebanggaan kami," katanya.

Bukan hanya itu, diungkapkannya bahwa para anggota damkar juga ingin menunjukkan rasa solidaritas terhadap Almarhum yang selama ini ikut aktif sebagai relawan pemadam kebakaran. "Beliau merupakan Ketua BPK Majta di Masjid Jami Sungai Jingah. Dan selalu turun ketika ada kebakaran," ungkapnya.

Selain di bandara, ribuan jemaah juga berdatangan ke Kota Citra Graha, Jalan A Yani Km 17,5, Banjarbaru. Lantaran, beredar kabar jenazah Guru Zuhdi akan dimakamkan di sana.

Tampak area parkir di depan kompleks penuh dengan kendaraan. Sedangkan, di gerbang sejumlah petugas sibuk melakukan penyemprotan disinfektan terhadap para jemaah yang masuk.

Sementara itu, di dekat area yang disebut-sebut bakal menjadi lokasi pemakanan, yakni di sebelah Masjid Harun Aliyah, Kota Citra Graha, terlihat dipadati sejumlah jemaah. Mereka setia berjam-jam menunggu kedatangan jenazah.

Ramiyansyah misalnya, dia mengaku datang dari Sungai Jingah, Banjarmasin sejak pukul 11.00 Wita demi bisa melihat prosesi pemakaman jenazah Guru Zuhdi. "Padahal rumah saya dekat dengan Masjid Jami. Tapi karena infonya dimakamkan di sini, jadi saya ke sini," ujarnya.

Hingga pukul 14.00 Wita, jemaah masih terus berdatangan. Sementara, jenazah Guru Zuhdi belum juga tiba di Kota Citra Graha.

Pada akhirnya, sekitar pukul 16.00 Wita para jemaah mendapat kabar bahwa jenazah Ulama yang dikenal murah senyum tersebut ternyata dimakamkan di dekat kediamannya di Banjarmasin. Mendengar hal itu, jemaah kemudian membubarkan diri.

Sebagian jemaah ada yang mencoba mendatangi ke lokasi pemakaman di Banjarmasin. Sedangkan sisanya, memilih berdiam diri di pinggir Jalan A Yani Km 17,5 untuk menunggu ambulans yang membawa jenazah Guru Zuhdi melintas dari Bandara Syamsudin Noor.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X