BANJARMASIN - "Mohon Doanya, guru kita (KH Ahmad Zuhdiannor) meninggal, maafkan semua kesalahan beliau dan mari kita doakan semoga beliau khusnul khotimah," Tulis Owner Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman saat memberikan kabar meninggalnya Guru Zuhdi ke tim Bariro Putera.
Guru Zuhdi memang menempati posisi khusus bagi tim Barito Putera. Dia adalah penasihat tim berjuluk The Yellow Rivers itu, Sabtu (2/5). Dalam setiap acara peluncuran, Guru Zuhdi selalu berusaha dihadirkan Tim Barito Putera.
Barito Putera benar-benar merasa kehilangan. Beberapa awak tim mengaku terkejut. Pasalnya beberapa dari mereka masih menemui Guru Zuhdi beberapa hari sebelumnya.
"Saya masih sempat dampingi bapak (Hasnuryadi Sulaiman) saat bertemu Guru Zuhdi belum lama ini," ucap Sekretaris Tim Ainul Ridha, Sabtu.
Ainul menuturkan, pertemuan itu terjadi di Jakarta pada 20 April lalu. Saat itu, dia mendampingi Hasnuryadi mengunjungi Guru Zuhdi di rumah saudaranya di Jakarta. Saat itu, kondisi Guru Zuhdi memang tak sehat. "Waktu itu memang terlihat sedang sakit," ungkapnya.
Asisten pelatih Barito Putera, Yunan Helmi pun merasakan kesedihan yang sama. Yunan Helmi mengangap sosok Guru Zuhdi adalah pribadi yang baik.
Selain itu, Yunan Helmi juga merasa Guru Zuhdi merupakan sosok ulama yang sederhana dan ceria.
Pemain senior sekaligus penjaga gawang Barito Putera, Aditya Harlan juga menilai sosok Guru Zuhdi adalah penyemangat dirinya dan seluruh pemain sesaat sebelum tampil di lapangan.
Adit mengaku dari sosok Guru Zuhdi lah ia belajar bagaimana caranya berdakwah dengan cara yang santun dan mudah diterima oleh masyarakat."Beliau salah satu ulama yang saya kagumi.
Pembawaannya yang humoris dan bijaksama dalam setiap dakwahnya, Alhamdulillah bisa kenal dan sering berjumpa secara dekat jika Barito berkunjung ke kediaman beliau," terang Adit.
Adit sendiri bisa dikatakan salah satu pesepak bola favorit sang guru. Sebab, setiap kali penggawa The Yellow Rivers berkunjung ke kediaman Guru Zuhdi di kawasan Masjid Jami Banjarmasin Utara, Guru Zuhdi selalu mencari Adit.
"Beliau selalu memanggil saya, mana kiper yang gundul. Alhamdulillah beliau masih bisa mengenali saya, memberikan kopi ke saya. Sebab, beliau pernah bilang, ini Adit, kopi kesukaan kamu," kenangnya. (*/ema)