Sehari, Belajar Satu Topik Saja

- Selasa, 5 Mei 2020 | 12:13 WIB
Kepala Disdikbud Kalsel, M Yusuf Effendy
Kepala Disdikbud Kalsel, M Yusuf Effendy

BANJARBARU - Kurikulum pembelajaran yang digunakan saat ini disebut-sebut hanya efektif pada kondisi normal. Sehingga, perlu ada kurikulum yang bisa menjadi acuan dalam proses belajar mengajar dari rumah di masa pandemi Covid-19.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI sendiri kabarnya tengah mengkaji kurikulum darurat untuk diterapkan dalam situasi saat ini. Namun, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel hingga kini belum menerima kabar dari pemerintah pusat terkait penerapan kurikulum baru.

"Belum ada kabar. Masih kurikulum lama yang digunakan di Kalsel," kata Kepala Disdikbud Kalsel, M Yusuf Effendy kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Dia mengungkapkan, karena masih menggunakan kurikulum yang lama. Maka, mata pelajaran yang diajarkan ke siswa pun tidak ada perubahan. "Hanya saja, sekolah kami berikan arahan jumlah mata pelajaran yang diajarkan setiap hari tidak harus seperti ketika belajar di sekolah," ungkapnya.

Lanjutnya, misal ketika belajar di sekolah dalam sehari ada tujuh mata pelajaran. Jumlah tersebut dapat dikurangi saat belajar dari rumah selama masa pandemi. "Guru diimbau cukup membahas satu topik saja setiap harinya, tapi mendalam. Supaya tidak terlalu jadi beban anak-anak," jelasnya.

Yusuf menambahkan, selain belajar dengan guru, para siswa juga dapat belajar melalui program Belajar dari Rumah yang disiarkan TVRI. "Setiap hari ada pelajaran dengan masing-masing jam tayang. Mulai dari Paud, SD, SMP hingga SMA sederajat," tambahnya.

Disampaikannya, berdasarkan evaluasi yang mereka lakukan, belajar dari rumah saat ini masih berjalan dengan baik. "Rata-rata berjalan dengan baik. Ada Korwas (koordinator pengawas) yang mengevaluasi. Jadi yang jelas proses belajar melalui online berjalan dengan baik," ucapnya.

Dia mengungkapkan, hanya ada satu kendala dalam penerapan belajar dari rumah secara online. Yakni, sulitnya akses internet di daerah-daerah pelosok. "Tapi kami sudah menyampaikan kendala ini ke salah satu perusahaan operator telekomunikasi. Mereka bersedia memberikan fasilitas internet di beberapa daerah yang belum ada internetnya," ungkapnya.

Kalaupun nanti masih ada daerah yang kesulitan internet, Yusuf menyampaikan, ke depan bakal ada program belajar door to door. Di mana, guru bakal mendatangi rumah para siswa. "Datang sekaligus mengevaluasi bagaimana perkembangan belajar dari rumah," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengaku tengah mengkaji kemungkinan penerapan kurikulum darurat akibat kondisi yang mengharuskan belajar di rumah selama pandemi virus corona (Covid-19).

Namun saat ini dia mengatakan masih fokus pada kebijakan-kebijakan yang bisa langsung dirasakan masyarakat dengan cepat.

"Itu sedang kami kaji. Tapi mengubah kurikulum itu tidak mudah. Sedangkan Covid-19 ini cepat. Jadi kita harus lakukan yang bisa dirasakan secepat mungkin," ujarnya melalui konferensi video, bebeberapa waktu lalu.

Menurutnya, membuat kurikulum baru justru bisa memunculkan gangguan terhadap proses belajar. Misalnya harus ada pelatihan buntut dari kurikulum baru.

Untuk itu pihaknya memutuskan kebijakan yang bisa dirasakan masyarakat langsung. Termasuk membuat program Belajar dari Rumah melalui TVRI.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X