Wali Kota Banjarmasin Khawatir Muncul Klaster-Klaster Baru

- Kamis, 7 Mei 2020 | 11:02 WIB
PASANGKAN MASKER: Pengendara tanpa masker melintasi Posko PSBB di Jalan Ahmad Yani km 6. Anak dan ayah ini kemudian mendapat masker dari petugas. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
PASANGKAN MASKER: Pengendara tanpa masker melintasi Posko PSBB di Jalan Ahmad Yani km 6. Anak dan ayah ini kemudian mendapat masker dari petugas. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Hingga kemarin (6/5) sore, Pemko Banjarmasin belum mengambil keputusan. Apakah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bakal diperpanjang atau cukup sampai di sini.

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, pertanyaan itu baru akan terjawab Kamis (7/5). Tepatnya seusai menggelar rapat besar bersama Tim Gugus Tugas COVID-19 Banjarmasin di Balai Kota.

Sebelum pengambilan keputusan PSBB diperpanjang atau tidak, Ibnu mengaku sudah berkomuni
kasi dengan Pemprov Kalsel. Komunikasi yang dimaksud, mempertanyakan nasib usulan tiga daerah tetangga.

Yakni Kabupaten Barito Kuala, Banjar dan Kota Banjarbaru yang juga mengusulkan PSBB ke Kementerian Kesehatan. Bukan tanpa alasan, menurut Ibnu, PSBB di ibu kota provinsi bakal berjalan efektif, jika daerah penyangga turut mendukung. “Tapi belum ada keputusan dari pusat. Paling cepat, hasilnya bisa diketahui pada tanggal 8 atau 9 Mei,” ucap Ibnu, (6/5) sore.

Sementara dari hasil rapat evaluasi PSBB, ada beberapa catatan perbaikan. Seperti pembentukan stgas. Seperti Satgas Kesehatan dari Dinas Kesehatan, Satgas Penegakan Perwali dari Satpol PP, lalu Satgas Sispamkota dari Polresta, hingga Satgas Sosialisasi dari Diskominfo.

Lantas, bagaimana bila ke PSBB kembali dilanjutkan? Ibnu mengatakan, perlunya revisi Perwali. Tujuannya, menyamakan persepsi, contoh seperti apa penjagaan di batas kota.“Kalau mengacu Sispamkota, maka perbatasan adalah tanggung jawab kepolisian. Sementara di dalam kota, itu Satpol PP,” beber Ibnu.

Sementara dalam hal target, Ibnu berharap bila PSBB dilanjutkan, maka puncak grafi k angka kasus positif dapat tercapai. Targetnya akhir bulan Mei. “Kami sebelumnya berharap pekan tadi puncaknya. Kemudian terus menurun. Karena dalam grafi k sudah ada kenaikan empat kali. Ternyata, ditemukan lagi setelah adanya hasil rapid test,” ucapnya.

Ibnu lebih condong untuk melanjutkan PSBB. Jika tidak, dia khawatir bakal bermunculan klaster-klaster baru. “Hasil evaluasi PSBB, memang belum maksimal karena tidak sama persepsi. Perlu dike tahui PSBB bukan lockdown. Dalam PSBB, roda ekonomi harus tetap jalan,” tuntasnya. (war/fud/ema)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X