Demi Covid-19, Beasiswa UN Ditiadakan

- Senin, 11 Mei 2020 | 12:57 WIB
ANGGARAN CEKAK: Kepala Disdikbud Kalsel, M Yusuf E? endy mengatakan anggaran pendidikan dipakai untuk menangani pandemi Covid-19.
ANGGARAN CEKAK: Kepala Disdikbud Kalsel, M Yusuf E? endy mengatakan anggaran pendidikan dipakai untuk menangani pandemi Covid-19.

BANJARBARU - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2020 ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel tidak lagi memberikan beasiswa kepada peraih terbaik Ujian Nasional (UN).

Kepala Disdikbud Kalsel, M Yusuf Effendy mengatakan, beasiswa UN ditiadakan lantaran anggarannya sudah tidak ada. "Sudah dialihkan untuk penanganan Covid-19. Selain itu, UN tahun ini juga sudah tidak ada," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Dia mengungkapkan, selain karena tidak ada UN. Anggaran beasiswa UN dialihkan ke penanganan virus corona juga sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri terkait penyesuaian APBD. "Adanya SKB, mengharuskan anggaran di semua SKPD direfocusing," ungkapnya.

Meski begitu, sambung Yusuf, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor tetap mempunyai niat baik untuk mengentaskan taraf pendidikan peserta didik Banua, untuk mencapai level yang tinggi minimal di S1. Yakni, dengan masih mengalokasikan beasiswa untuk siswa kurang mampu yang ingin masuk Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

"Jumlah kuota yang diberikan tetap, seperti tahun sebelumnya. Yaitu, satu Kabupaten/kota satu siswa lulusan SMA atau SMK. Sehingga total ada 13 siswa se-Kalsel," ujarnya.

Dia menyampaikan, program beasiswa tersebut juga sebagai salah satu komitmen Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan visi misinya: Kalsel Sehat dan Kalsel Cerdas.

Lanjutnya, Gubernur Kalsel menyadari tenaga medis khususnya dokter di berbagai kabupaten/kota saat ini masih terbatas. Serta, masih banyak dibutuhkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

"Sehingga beliau meminta Disdik, agar ada program bagi anak-anak kurang mampu dan berprestasi untuk diberikan beasiswa. Ketika sudah selesai studinya, maka harus kembali ke daerahnya untuk mengabdi di sana,” jelasnya.

Yusuf mengungkapkan dana yang dianggarkan untuk beasiswa kedokteran sebesar Rp1,3 miliar yang dialokasikan bagi 13 mahasiswa kurang mampu dan berprestasi. “Nilainya Rp100 juta per orang untuk biaya pendidikan dan biaya hidup selama menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran ULM,” ungkapnya.

Dia menambahkan, Disdikbud tetap bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Fakultas Kedokteran untuk menentukan calon mahasiswa kurang mampu dan berprestasi yang mendapatkan beasiswa.

"Program beasiswa ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 dan diharapkan dalam beberapa tahun ke depan bisa mencetak lebih banyak tenaga dokter muda," harapnya.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kalsel, Tumiran menyampaikan, ada beberapa kriteria bagi siswa yang ingin mendapatkan besasiswa kedokteran. Yakni, pandai dan didukung nilai ujian sekolah yang baik. Serta, harus berasal dari keluarga kurang mampu.

"Yang penting lagi ada niat dia melanjutkan ke kedokteran. Sebab, ada juga yang punya kriteria itu, namun anaknya tak mau kuliah Kedokteran," jelasnya.

Jika berkaca tahun sebelumnya, dia menuturkan bahwa yang menyeleksi murni dari Disdikbud Kalsel. "Kalau kami MKKS tahun ini dilibatkan untuk seleksi di tingkat kabupaten/kota, pasti siap untuk melakukannya," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X