Guru Agama Mencari Jalan Berdakwah di Tengah Pandemi: Buka Pengajian Online, Tausyiah Via Youtube

- Rabu, 13 Mei 2020 | 11:48 WIB
ONLINE: Pimpinan Pesantren Tah? z Raudhotul Mutaallimin Annahdliyah (RMA) Banjarbaru, Guru Muhari (kanan) saat memberikan tausyiah secara online menggunakan aplikasi Zoom Meeting beberapa waktu lalu. | FOTO: MUHARI FOR RADAR BANJARMASIN
ONLINE: Pimpinan Pesantren Tah? z Raudhotul Mutaallimin Annahdliyah (RMA) Banjarbaru, Guru Muhari (kanan) saat memberikan tausyiah secara online menggunakan aplikasi Zoom Meeting beberapa waktu lalu. | FOTO: MUHARI FOR RADAR BANJARMASIN

Adanya larangan melaksanakan aktivitas yang melibatkan banyak orang selama pandemi virus corona, tak menghalangi Ustaz H Muhari untuk terus berdakwah. Dia memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi, dengan menggelar pengajian secara online.

-- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru --

Ustaz Muhari sendiri merupakan Pimpinan Pesantren Tahfiz Raudhotul Mutaallimin Annahdliyah (RMA) Banjarbaru. Di samping itu, dia juga rutin menggelar pengajian di majelisnya, di Jalan Guntung Manggis, Kelurahan Guntung Manggis, Banjarbaru.

Sebelum virus corona mewabah, pengajian yang dia pimpin selalu diikuti puluhan jemaah. Namun, setelah pandemi datang pria yang akrab disapa Guru Muhari ini memilih untuk menghentikan aktivitas di majelis.

"Sekarang pengajian lewat online saja. Karena untuk menghindari penularan Covid-19," katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Muhari mengungkapkan, pengajian online yang dia buka menggunakan beberapa media. Mulai dari siaran langsung melalui Youtube, bertatap muka menggunakan aplikasi Zoom Meeting, hingga berinteraksi dengan jemaah melalui grup WhatsApp.

"Biasanya saya bertausyiah secara live maupun tidak live di Youtube. Setelah itu, saya bagikan juga ke grup WhatsApp jemaah," bebernya.

Meski masih bisa berdakwah di tengah pandemi virus corona, Sekretaris PC Ikatan Sarjana NU Banjarbaru ini mengungkapkan bahwa ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaan pengajian secara online. "Salah satunya adalah hambatan sinyal. Kadang sambungan putus-putus," ungkapnya.

Walaupun begitu, dia mengaku akan terus membuka pengajian secara online hingga pandemi berakhir. Sebab, menurutnya dakwa harus terus dilakukan. "Agar masyarakat juga tercerahkan," bebernya.

Lalu bagaimana dengan kegiatan di pesantren tahfiz yang dia pimpin? Pria kelahiran Banjarmasin, 12 juni 1977 ini menyampaikan bahwa pihaknya melaksanakan aktivitas belajar mengajar dari rumah. "Kami memanfaatkan aplikasi WhatsApp untuk kegiatan belajar," ucapnya.

Dia menuturkan, di Pesantren Tahfiz Raudhotul Mutaallimin Annahdliyah biasanya dilaksanakan belajar membaca dan menghafal Alquran setiap pukul sore 19.00 Wita. Kini, kegiatan tersebut semuanya dilakukan secara online.

"Para santri setiap hari kami minta mengirim video saat membaca dan menghafal Alquran lewat WA. Setelah itu dikoreksi oleh para guru. Kalau ada yang belum benar, langsung dikoreksi guru," tuturnya.

Menurutnya, cara tersebut menjadi solusi terbaik agar proses belajar mengajar di pesantren tetap berjalan di tengah pandemi saat ini. "Karena kalau belajar di pesantren tak memungkinkan. Kita harus bisa menghindari pertemuan langsung untuk mencegah penularan virus," bebernya.

Hanya saja, Muhari menyampaikan bahwa terlalu lama belajar dari rumah bisa membuat para santri jenuh. Sehingga, semangat untuk menghafal terpengaruh. "Kalau belajar bersama-sama di pesantren akan timbul semangat," ucapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X