BANJARMASIN - Pandemi tidak mempengaruhi proyek renovasi Stadion 17 Mei. Pekerjaan terus digenjot, hanya saja pembayaran kepada kontraktor akan dibayar bertahap. Istilahnya, semi multi years.
"Strateginya, pekerjaan tetap 100 persen. Tapi tahun ini dibayar 50 persen dulu. Sisanya dilunasi tahun depan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kalsel, Roy Rizaldi Anwar di Gedung DPRD Kalsel, Rabu (13/5).
Kandang Barito Putera itu menjadi fokus pembahasan dalam rapat yang digelar Komisi III. Diikuti ketua komisi Sahrujani dan wakil ketua dewan M Syaripuddin.
Kembali pada Roy, demi menghindari masalah hukum di kemudian hari, akan dibuat kesepakatan lebih dulu dengan kontraktor. "Yang pasti ada negosiasi, kalau sepakat, baru adendum kontrak," tambahnya.
Diingatkannya, penanganan wabah virus corona telah menyedot Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN. Bahkan, alokasi dari APBD juga terkena realokasi anggaran. Pembangunan infrastruktur sudah pasti terkena imbasnya.
Roy menyebutkan beberapa contoh proyek yang terkena dampak penyesuaian ulang fokus anggaran. Seperti pembangunan jalan dan jembatan di Kodeco-Mantewe, Jembatan Lumpangi Loksado, dan irigasi Tambak Anyar.
Tersendatnya aliran DAK juga berimbas pada pembangunan Jembatan Mali Mali, jalan di Pasar Anjir, Jalan Tanjung-Muara Uya, dan Irigasi Kinarum.
"Sementara Menteri Keuangan telah meminta penghentian penggunaan DAK yang diproses sebelum tanggal 27 Maret kemarin. Total anggaran DAK yang tak bisa digarap sebesar Rp102 miliar. Semuanya dialihkan pusat untuk menangani COVID-19," pungkas Roy.
Bagi Ketua Komisi III, Sahrujani, proyek 17 Mei ini merupakan kabar baik. "Kalau tidak menyalahi aturan, sangat bagus. Dewan mengapresiasi kontraktor yang mau mengerjakan proyek dalam skema demikian," ujarnya. (gmp/fud/ema)