Petani Milenial Ikut Wujudkan Agroekosistem Integrated Farming System

- Jumat, 15 Mei 2020 | 11:54 WIB
Barra Koekoeh  Setiawan atau biasa di panggil Barra, merupakan salah satu siswa kelas XII dari Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMK-PP Negeri Banjarbaru TP. 2019/2020, yang baru saja dinyatakan lulus pada 2 Mei 2020.
Barra Koekoeh Setiawan atau biasa di panggil Barra, merupakan salah satu siswa kelas XII dari Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMK-PP Negeri Banjarbaru TP. 2019/2020, yang baru saja dinyatakan lulus pada 2 Mei 2020.

Banjarbaru - Barra Koekoeh  Setiawan atau biasa di panggil Barra, merupakan salah satu siswa kelas XII dari Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMK-PP Negeri Banjarbaru TP. 2019/2020, yang baru saja dinyatakan lulus pada 2 Mei 2020.

Melalui wawancara whatsapp (14/5), ia memaparkan meskipun baru lulus dan di masa pandemic Covid-19 tidak menghalanginya untuk beraktifitas, khususnya di pembuatan pupuk organic.

Pembuatan pupuk organic ini didapatkan berkat pelatihan besama dengan petani-petani lainnya di Kelompok Tani Jakasuma yang berada di Desa Telaga, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.

“Pembuatan pupuk organic ini didapatkan melalui pelatihan tentang pembuatan pupuk organik cair dalam rangka mewujudkan agroekosistem integrated farming system”, Ungkapnya.

Menurut Barra, Pelatihan ini untuk terwujudnya kemandirian pupuk bagi petani dan mengubah mindset para pemuda dan petani yang sebelumnya menggunakan pupuk kimia anorganik untuk beralih ke organik terpadu melalui pertanian ter integrasi.

Menurutnya, pembuatan pupuk organik ini memanfaatkan limbah-limbah organic ternak sayuran seperti: Urine Sapi (sumber N), Air Lindie Tomat (sumber zpt), Sayuran Hijau, Air Kelapa, Air Rendaman Sabut Kelapa (sumber K), Kulit Buah-Buahan Seperti Nanas (sumber zpt), Keong Mas Yang Direbus (sumber asam amino) dan beberapa bahan lain.

Kemudian bahan-bahan diatas di gabungkan dengan menambah starter mikroba nitrobacter yang di campur dan di fermentasi tertutup selama 2 minggu lamanya.

Selain itu ia menjelaskan, “Kedepannya saya akan bergerak di sini, kita produk sudah punya pangsa pasar, untuk petani rencana binaan biar bisa buat pupuk sendiri bisa dari kami, untuk ke perusahaan sawit juga dalam bentuk jadi botolan”. Jelasnya.

Di akhir wawancara Barra berharap, “Kedepannya sinergi antara pertanian, peternakan dan  perikanan dari hulu ke hilir yang akan selalu kami angkat dan perjuangkan dalam berbagai hal karena memang terbukti pertanian terintegrasi organik ikut serta dalam hal mendongkrak ekonomi desa”, Ujarnya.

Apa yang dilakukan Barra senada dengan program dari Kementerian Pertanian di era Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang memberikan perhatian besar kepada pengembangan petani milenial, “Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik”, Ujar Mentan.

Mendukung pernyataan Mentan, Kepala Badan PPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa “Regenerasi petani sudah sangat mendesak untuk dilakukan, karena petani milenial dan petani andalanlah sebetulnya yang paling berperan sangat strategis di dalam pembangunan pertanian di Indonesia”, tegas Dedi.(aw/wd/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X