Menjenguk Alwi, Pria 73 Tahun yang Berhasil Lolos dari Keganasan Covid-19

- Jumat, 15 Mei 2020 | 12:01 WIB
TABAH: M Alwi berkisah kepada wartawan di pelataran rumahnya di Desa Hilir. Kakek usia 73 tahun ini dinyatakan sembuh dari corona pada 7 Mei tadi.
TABAH: M Alwi berkisah kepada wartawan di pelataran rumahnya di Desa Hilir. Kakek usia 73 tahun ini dinyatakan sembuh dari corona pada 7 Mei tadi.

Mengidap Covid-19 di usia ke-73 membuat banyak orang meragukan Alwi bisa sembuh. Nyatanya, dengan dukungan masyarakat sekitar, ia bisa bertahan dan sembuh.

-- Oleh: ZALYAN SHODIQIN ABDI, Kotabaru --

17 April tadi, pensiunan PNS Dinas Perhubungan itu dinyatakan positif corona. Ia pun sempat diisolasi mandiri di RSUD Stagen.

Kemudian pada 27 April, pasien klaster Gowa itu dinyatakan negatif hasil tes swab ke duanya. Tanggal 7 Mei, hasil tes swab ke tiga ke luar, hasilnya juga negatif.

M Alwi pun dinyatakan sembuh, walau tetap diminta karantina mandiri lagi selama dua minggu.

Kamis (14/5) kemarin, Radar Banjarmasin berkesempatan mampir ke rumah sepuh Desa Hilir itu. Sekitar dua kilometer dari pusat kota.

Mudah sekali menemukan rumahnya. Semua orang di desa rata-rata tahu. Persis di pinggir jalan. Dekat jembatan yang membentang di atas sungai Hilir Muara.

M Alwi berjalan pelan membukakan pintu. Melihat kartu identitas wartawan, ramah dirinya membuka waktu berbincang.
"Saya sudah 73 tahun," ujarnya meralat berita-berita sebelumnya yang menyebut 72 tahun.

Walau memakai masker, jelas terlihat sisa-sisa ketampanan masa mudanya. Tinggi bersih. Tulang hidungnya mencuat, proporsional dengan bentuk dahinya.

Alwi berkisah, selama masa pengobatan, hampir tidak ada keluhan kesehatan ia alami. "Napas saja kadang agak pendek," akunya. Namun sebelumnya, ia memang riwayat pengidap TBC.

Sesekali terdengar bunyi kapal dan teriakan nelayan dari muara sungai. "Bahkan dokter sempat vonis saya hidup gak lama lagi. Karena usia saya (peluang sembuh kecil). Tapi saya bilang, Tuhan punya kuasa."

Saat itu ceritanya, yang terberat bukan kondisi fisiknya. Tapi dia merasa sedih dengan ketakutan warga desa. Ketakutan masyarakat. Hingga kini kata Alwi, masih banyak orang merasa khawatir dekat dengannya.

"Ini ujian buat saya," lirihnya.

Dia kemudian mengatakan, semua yang terjadi tentu atas izin Tuhan. Begitu juga corona, yang datang di bulan Ramadan ini. "Mungkin Tuhan maunya kita di rumah dulu, beribadah full selama Ramadan," ucapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X