MARAK..! Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Sertakan Anak-anak

- Sabtu, 16 Mei 2020 | 10:55 WIB
SERBA DILEMATIS: Salah satu keluarga PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dengan gerobak serta anaknya yang masih kecil mangkal di bahu jalan A Yani Banjarbaru. Pemandangan ini mulai lumrah terjadi di Banjarbaru sejak memasuki bulan Ramadan. | FOTO: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN
SERBA DILEMATIS: Salah satu keluarga PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dengan gerobak serta anaknya yang masih kecil mangkal di bahu jalan A Yani Banjarbaru. Pemandangan ini mulai lumrah terjadi di Banjarbaru sejak memasuki bulan Ramadan. | FOTO: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Slogan Kota Banjarbaru sebagai Kota Idaman sepertinya cukup relevan. Lantaran, kota ini jadi idaman dari semua orang maupun kalangan. Termasuk para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang kini marak.

Ya, Semenjak pandemi muncul dan berbarengan dengan bulan Ramadan. Kota Banjarbaru bak diserbu para PMKS. Baik di jalan arteri maupun di jalan-jalan lingkungan. Contohnya di Jalan A Yani, Panglima Batur serta di sebagian Jalan STM.

PMKS yang biasa mangkal kini juga variatif. Mulai dari manusia gerobak, penyandang tuna netra hingga gepeng (gelandangan pengemis). Meskipun di luar PMKS, ada juga masyarakat yang membuka lapak dagangan seadanya.

Sontak, pemandangan ini membuat Kota Banjarbaru tampak berbeda. Terlebih apabila menjelang sore, PMKS ini mulai memadati titik-titik bahu jalan. Mereka sendiri berharap bantuan, baik berupa paket sembako, makanan hingga uang tunai dari para dermawan.

Namun di balik fenomena serbuan PMKS ini, yang disayangkan adalah dilibatkannya anak-anak dalam aktivitas mereka. Mirisnya, tak sedikit yang menyertakan anak-anak yang masih sangat belia.

Hal ini tak sedikit jadi sorotan masyarakat yang menyaksikannya. Meski ada rasa kasihan, namun sebagian masyarakat juga cukup menyayangkan; anak-anak turut dilibatkan.

"Jalanan itu kan berdebu, terus cuacanya juga sangat terik. Belum lagi bahaya wabah virus Corona ini, kadang ada yang tidak pakai masker. Kasihan sih anak-anaknya, takutnya kesehatannya terdampak," kata Putri, warga Amaco Banjarbaru ini.

Putri sendiri mengaku kadang menyisihkan penghasilannya. Tetapi menurutnya, fenomena ini tak bisa serta merta dibiarkan terus menerus. Yang mana dikhawatirkannya malah tak bisa dikendalikan lagi ke depannya.

"Mau berbagi atau tidak sebenarnya kan hak orang ya, tapi saya pikir fenomena ini harus direspons oleh pemerintah, khususnya melibatkan anak-anak tadi," sarannya.

Atas hal ini, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (Disdalduk KB PMP dan PA) Kota Banjarbaru, Mahrina Noor mengaku juga cukup prihatin atas fenomena ini.

"Sebelumnya sebenarnya kami sudah imbau terkait bahaya membawa anak-anak di alam terbuka, bahkan itu sudah kita lakukan sewaktu  masih 2 sampai 3 buah saja (manusia gerobak). Nah, rupanya sekarang makin banyak dan rata-rata bawa anak," kata Mahrina.

Imbauan dan penjelasan terang Mahrina seakan tak mempan. Bahkan, menurutnya sampai giat razia bersama SKPD terkait juga pernah dilakukan untuk mengatasi ini. Namun nyatanya para PMKS ini kembali lagi mengulang.

"Dulu sampai pernah kita tertibkan dan mereka ditempatkan di rumah singgah. Ternyata kembali lagi, kebanyakan mereka ini tidak punya KTP dan mengakunya dari luar Banjarbaru," jelas Mahrina lagi.

Menyertakan anak-anak dalam aktivitas seperti ini tegas Mahrina jelas tidak boleh. Sebab selain berakibat buruk kepada kesehatan anak, dampak psikologis sebutnya juga rawan mengancam.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X