Profesi Penggali Kubur Semakin Dicari

- Jumat, 22 Mei 2020 | 11:26 WIB
PENGGALI PAKAI PROTOKOL: Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Batola saat memakamkan jenazah terindikasi Covid-19 di Pemakaman khusus di Kelurahan Ulu Benteng, Batola. | DOK/RADAR BANJARMASIN
PENGGALI PAKAI PROTOKOL: Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Batola saat memakamkan jenazah terindikasi Covid-19 di Pemakaman khusus di Kelurahan Ulu Benteng, Batola. | DOK/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Penggali kubur adalah profesi yang paling dicari akhir-akhir ini. Tim Gugus Tugas Covid-19 Kalsel bahkan menjadikan penggali kubur salah satu dari tenaga relawan yang akan direkrut dan digaji.

Sulitnya mencari tenaga penggali kubur karena di masa pandemi, semua orang cemas akan penularan. Tak terkecuali profesi penggali kubur. Ketua Penggali Kubur Kotabaru (KPK), Harianto mengaku meski sudah bertahun-tahun bekerja sebagai penggali kubur, namun metode penanganan korban corona membuatnya pikir panjang.

"Kalau kemanusiaan pasti kami bantu. Kami bekerja memang atas dasar kemanusiaan. Tapi kalau melihat corona ini, jujur teman-teman khawatir juga," akunya, Selasa (19/5) kemarin.

Dia dan rekan-rekannya mengaku takut jika terjangkit virus. "Mudahan jangan sampai ada di Kotabaru (kasus meninggal karena corona)," doanya.

Pun begitu, jika pemerintah melengkapi mereka semua dengan sarana pelindung diri yang lengkap, mereka mengaku akan berani. "Nah, kalau ada pelindung bisa saja. Soalnya kan ini kerja banyak orang (satu kena, yang lain bisa tertular)," bebernya.

Harianto menjelaskan. Untuk pemakaman normal, mereka biasa bekerja sekitar satu jam menyelesaikan satu makam. "Biasanya dari jam 8 pagi sampa jam 11 siang," ungkapnya.

Dari pekerjaan itu, mereka dapat honor ala kadarnya dari rukun kematian. Tambah rokok plus makan.

Pardi (46) salah satu petugas honorer tempat pekaman umum (TPU) milik Pemkab HSS mengatakan proses penggalian kubur untuk pasien Covid-19 biasanya dilakukan hanya dua orang saja. “Dua orang yang diberi upah khusus untuk menggali lubang kuburan saja. Sedangkan proses pemakaman dilakukan tim relawan pemakaman,” ujarnya, Selsa (19/5) saat dikonfirmasi.

Dia mengatakan, saat menggali kubur relawan memang ada kekhawatiran. “Awalnya sempat was-was apalagi untuk jenazah yang mereka belum tahu hasilnya (tes). Tapi setelah tau hasil tes tidak apa-apa lagi,” katanya. 

Proses penggalian lubang kuburan untuk pasien meninggal dunia selalu diberi jarak atau pembatas, antara lubang satu dengan yang lainnya.

“Jaraknya sekitar empat meter,” sebut tenaga honorer yang bekerja sejak tahun 1996 ini. 

Proses pemakaman jenazah Covid-19 sendiri biasa dilakukan tim relawan terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana, Kesatuan Bangsa dan Politik (PB Kesbangpol), Tagana dan Satpol PP Kabupaten HSS.

Dari informasi dihimpun, setiap tim relawan pemakaman jenazah covid-19 ada sekitar enam orang terdiri dari tiga instansi tersebut.

"Proses pemakaman jika sudah jenazah berada di lokasi TPU sekitar 15- sampai 30 menit," ucap Pardi. (zal/shn/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Diduga Hendak Tawuran, 18 Remaja Diamankan

Minggu, 17 Maret 2024 | 18:55 WIB

DPRD Kota Banjarmasin Usulkan 732 Pokir

Jumat, 15 Maret 2024 | 14:35 WIB
X