BANJARMASIN - Pasar-pasar yang berada di bawah pengelolaan Pemko Banjarmasin, mulai merasakan pengetatan penjagaan. Selama status tanggap darurat COVID-19 belum dicabut.
Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan dan Perindustrian Banjarmasin, Ichrom M Tezar mengutip hasil laporan timnya di lapangan, mengklaim kesadaran penggunaan masker sudah mencapai 90 persen.
"Meskipun masih ada beberapa yang hanya menggantungkan maskernya di leher. Atau bahkan tidak menggunakan masker sama sekali," ujarnya, kemarin (1/6).
Disperindag meminta pedagang untuk menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Wajib menyediakan hand sanitizer di masing-masing toko. Selama bertransaksi, pembeli juga boleh memintanya kepada pedagang.
"Jika nanti ada dukungan anggaran, kami berencana membuat stiker tentang kewajiban penggunaan masker dan penyediaan hand sanitizer di semua blok pasar. Sehingga lebih memperketat," beber Tezar.
Terkait jumlah pengunjung pasar, diakuinya, setelah status PSBB dicabut, mulai kembali ramai. "Dilihat dari kunjungan masyarakat dari hari ke hari. Seperti di Pasar Lima dan Pasar Sentra Antasari," tambahnya.
Menyegarkan ingatan, bagi warga Banjarmasin maupun luar kota, pemko mewajibkan penggunaan masker pada saat memasuki kawasan pasar. Pasalnya, petugas bakal melarang, bakal disuruh pulang.
Tidak hanya untuk pembeli, Tezar menegaskan, bagi pedagang yang bandel dan sudah ditegur, terancam penyegelan paksa toko.
"Seandainya ada pedagang yang tidak menaati protokol, sudah ditegur berkali-kali tapi tetap tidak menuruti, maka toko tersebut akan kami segel," tegasnya. (war/fud/ema)
