Serbu Polsek dengan Samurai, Pria Diduga Simpatisan ISIS Tewaskan Seorang Polisi

- Selasa, 2 Juni 2020 | 12:40 WIB
DISERANG: Mapolsek Daha Selatan, tempat kejadian penyerangan oleh seorang pria yang diduga simpatisan ISIS. Tim Inafis Polda Kalsel diturunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan identifi kasi di lokasi kejadian, kemarin. | FOTO: RASIDI FADLI/RADAR BANJARMASIN
DISERANG: Mapolsek Daha Selatan, tempat kejadian penyerangan oleh seorang pria yang diduga simpatisan ISIS. Tim Inafis Polda Kalsel diturunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan identifi kasi di lokasi kejadian, kemarin. | FOTO: RASIDI FADLI/RADAR BANJARMASIN

KANDANGAN - Tak ada yang mengira jika 1 Juni kemarin bakal menjadi hari mencekam di Hulu Sungai Selatan. Dalam momen yang menandai Hari Kelahiran Pancasila itu, seorang pelaku yang diduga simpatisan kelompok ISIS menyerang markas kepolisian sektor Daha Selatan.

Peristiwa ini terjadi Senin dini hari, sekitar pukul 02.15 WITA. Bak aksi di film, pelaku bernama Abdurrahman itu mengawali penyerangan dengan membakar mobil patroli yang terparkir di depan kantor di Jalan Bintara, HSS itu.

Geretak api di malam gelap itu membuat seorang anggota polisi yang sedang berjaga segera keluar. Brigadir Leo Nardo Latupapua kaget ketika melihat seseorang berdiri di luar seolah menantangnya.

Abdurrahman kemudian menyerbu masuk ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Pemuda berusia 19 tahun itu menyerang Brigadir Leo dengan samurai. Suara perkelahian rupanya membangunkan Bripka Azmi di ruangan Unit Reskrim. Bersama dengan Kanit Intel Brigadir Sahat yang juga berjaga, mereka mendatangi ruangan SPKT.

Namun, belum sempat masuk, kedatangan mereka segera disambut oleh Abdurrahman dengan sabetan samurai. Merasa tak dilengkapi senjata yang memadai, mereka akhirnya lari dan masuk ke ruangan Intel dan Binmas. Masing-masing mereka mengunci diri di sana, sembari menghubungi Polres HSS.

Abdurrahman sendiri tak berusaha kabur. Dia bertahan di ruangan Unit Reskrim Polsek Daha Selatan, seolah menunggu petugas lain yang akan datang.

Tak berapa lama kemudian, bantuan dari Polres Hulu Sungai Selatan datang. Petugas segera mengepung Mapolsek dan menyelamatkan kawan mereka yang terkurung. Di ruangan SPKT, mereka segera melarikan Brigadir Leo yang telah bersimbah darah.

Melalui corong, petugas meminta Abdurrahman untuk keluar dan menyerah. Namun, tak ada jawaban dari dalam. Tanpa ragu, petugas kemudian masuk dan melepaskan tembakan ke dalam untuk melumpuhkan pelaku. Pria itu tewas dengan luka tembak.

Wardiani seorang warga Desa Bayanan, Kecamatan Daha Selatan yang berada tidak jauh dari Mapolsek setempat tidak menyangka insiden bakal sejauh itu. Dia yang melihat ada kebakaran mobil, sejatinya hendak melaporkan ke kantor polisi. "Ternyata di dalam polisi ada ditimpas orang pakai samurai,” katanya.

Saat kejadian tersebut, suasana dalam Mapolsek terlihat gelap. Wardiani mengatakan warga tidak ada yang berani masuk dan menolong anggota yang terluka parah.


Apa motif yang melatari penyerangan ini?

Tidak ada keterangan yang bisa diambil dari pelaku, karena keburu tewas. Namun dari atribut yang ditinggalkannya, ada kemungkinan Abdurrahman adalah seorang lone wolf atau teroris yang bergerak tanpa koordinasi jaringan.

Dia meninggalkan stiker bendera kecil yang selama ini dijadikan ISIS, sebuah organisasi teroris dunia, sebagai lambang mereka. Hal ini dikuatkan dengan surat yang ditulisnya.

Surat yang diketik tangan itu berjudul "Jalan ini Hanya Untuk Islam". Isinya antara lain catatan pelaku bahwa dia "telah datang hari ini untuk memerangi Thogut".

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

10 Kg Lebih Sabu-Sabu Diblender Polda Kalsel

Rabu, 8 Mei 2024 | 14:20 WIB

Istri Gagalkan Suami Gantung Diri

Selasa, 7 Mei 2024 | 15:53 WIB

Bawa 67 Paket Sabu IRT Cantik Diamankan

Senin, 6 Mei 2024 | 16:25 WIB
X