Dikenal Rajin Membantu, Penyerang Kantor Polisi Diduga Terpapar Radikalisme dari Internet; Kades pun Terkejut

- Rabu, 3 Juni 2020 | 12:41 WIB
BERDUKA: Rukinah memegang foto suaminya, almarhum Brigadir Leo Nardo Latupapua. | FOTO: SALAHUDIN/RADAR BANJARMASIN
BERDUKA: Rukinah memegang foto suaminya, almarhum Brigadir Leo Nardo Latupapua. | FOTO: SALAHUDIN/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Pasca-aksi teror di Mapolsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan (HSS), Senin (1/6) tadi, Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalsel langsung ikut mengidentifikasi terkait dugaan keterlibatan pelaku dengan kelompok radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah).

Hal itu berdasarkan temuan sejumlah barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian, berupa dokumen-dokumen terkait kelompok teroris ISIS. Termasuk bendera hitam identitas organisasi radikal gerilyawan Islam Irak dan Suriah tersebut.

Kepala Kesbangpol Kalsel Heriyansyah mengatakan, setelah adanya dugaan pelaku yang diketahui bernama Abdurrahman tersebut memiliki tanda-tanda terlibat kelompok ISIS, pihaknya bersama Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) langsung meninjau ke lapangan. "Tapi sementara ini kami belum tahu motifnya. Apakah memang dari kelompok teroris atau hanya berlaku pribadi," katanya.

Sebab, dia menyampaikan, dari hasil pemetaan mereka, selama ini di Kalsel tidak ditemukan adanya jebolan ataupun simpatisan kelompok ISIS. "Bisa jadi dia berlaku pribadi (bukan kelompok). Sehingga, saat menyerang juga sendirian," ucapnya.

Pria yang akrab disapa Heri ini menjelaskan, kalau memang pelaku berlaku pribadi maka kemungkinan terpapar radikalisme dari internet. "Kalau sifatnya individu ini susah untuk diidentifikasi. Karena, pribadi dan tidak bisa dikembangkan. Serta, tidak bisa mengajak orang lain," jelasnya.

Dia mengungkapkan, sebelumnya Kalsel juga pernah disinggahi kelompok ISIS. Hanya saja mereka memang dari luar dan hanya transit di Banjarmasin. Setelah itu pergi. "Nah, jadi sekarang ini tidak ada kelompok ataupun simpatisan ISIS di Kalsel," ungkapnya.

Sementara itu, Psikolog Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Sukma Noor Akbar menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat seseorang berpikir secara radikalisme. Bahkan menjadi terorisme. "Faktor yang paling besar terkait dengan pola asuh di dalam keluarga. Inilah yang menjadi pentingnya pola asuh pada masa anak-anak dan remaja," jelasnya.

Dia menuturkan, pendidikan keluarga merupakan tempat pertama individu dalam belajar mengenai norma-norma di dalam masyarakat. Sehingga, apabila keluarga pecah dan tidak harmonis maka individu akan mencari kelompok sosial lain sebagai tempat mencari identitasi diri.

"Ketika ada kelompok sosial berupa ajaran radikalisme yang bisa memberikan individu penghargaan, kasih sayang, afeksi atau bahkan role model. Maka akan membuat individu tersebut memiliki keyakinan dan penguatan terhadap perilaku radikalisme," tuturnya.

Di samping itu, Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah Kalsel ini mengatakan, kuatnya ketidakpuasan dan ketidakadilan yang dirasakan. Seperti faktor ekonomi, kemiskinan dan pengaruh berita dari media massa mengenai ketimpangan sosial juga dapat membuat individu mudah dipengaruhi kemarahan dan melampiaskannya ke penguasa. "Dalam hal ini pihak kepolisian yang dianggap menghambat keinginan mereka," katanya.

Selain itu, dia mengungkapkan, faktor perkembangan psikologis usia muda atau remaja juga dapat mudah terpengaruh dan terdokrin suatu ajaran radikalime. Sehingga individu terinternalisasi nilai-nilai keagamaan secara ekslusif, moral, perjuangan dan kehormatan yang keliru membuatnya tidak mampu berfikir panjang. Serta menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.

Namun menurutnya, untuk melihat motif pelaku penyerangan di Daha Selatan tentunya harus menunggu investigasi dari penegak hukum. "Terkait bukti-bukti dokumen bahwa pelaku memang mengikut organisasi ISIS, jika benar tentunya kita perlu waspada bahwa organisasi teroris ini juga ada di sekitar kita," pungkasnya.

 ___

KANDANGAN – Sehari-harinya, Abdurrahman tidak menunjukkan perilaku ke arah radikalisme. Kepala Desa (Kades) Baruh Jaya, Maslan mengatakan dikenal pemuda yang rajin. “Tidak ada menunjukkan ke arah radikal,” ujarnya, Selasa (2/6) kemarin saat dikonfirmasi.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akali Dana PNPM, Dituntut 1,9 Tahun Penjara

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:27 WIB

Balaskan Dendam Kawan, Keroyok Orang Hingga Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 18:10 WIB

Setelah Sempat Dikeroyok, Seorang Pemuda Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 08:00 WIB
X