Bosan Dikarantina Lama, Swab Tak Kunjung Keluar; Pasien Covid-19 Minta Pulang

- Rabu, 3 Juni 2020 | 12:48 WIB
KAMI BOSAN!: Pasien Covid-19 yang dikarantina di gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan, Jalan Ambulung membentangkan kardus yang bertulisan tuntutan mereka agar cepat dipulangkan. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
KAMI BOSAN!: Pasien Covid-19 yang dikarantina di gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan, Jalan Ambulung membentangkan kardus yang bertulisan tuntutan mereka agar cepat dipulangkan. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

Seharian kemarin (2/6), beredar foto yang memperlihatkan sejumlah pasien Covid-19 di gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan, Jalan Ambulung menuntut cepat untuk dipulangkan. Mereka mengaku bosan berlama-lama berada di sana.

---
Tuntutan tersebut mereka tulis di kardus, kemudian dibentangkan di tengah jalan kawasan gedung karantina. Begini isi tulisannya: "Kami ingin pulang, kami stres, sudah bosan. Mohon kebijakannya".

Saat dikonfirmasi, Penanggungjawab Karantina Khusus Pemprov Kalsel, Sukamto membenarkan tuntutan sejumlah pasien di tempat karantina Ambulung tersebut. Dia menjelaskan, para pasien ingin cepat pulang karena tidak sabar menunggu hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) yang kedua.

"Aturannya memang harus PCR dua kali, baru bisa dipulangkan. Sebab kalau sekali masih belum aman. Kalau-kalau masih ada virus yang bisa menularkan dari mereka," katanya.

Dia mengungkapkan, sampel swab para pasien sudah dikirim ke laboratorium pemeriksaan Covid-19 di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru, pada 30 Mei tadi. Di mana, saat ini masih menunggu hasilnya. "Kami harapkan hasilnya cepat keluar," ungkapnya.

Misalkan, hasil swab keluar, Sukamto menyampaikan bahwa para pasien yang negatif bisa segera dikeluarkan dari karantina. "Karena ini permasalahanya 'kan hasil swabnya belum keluar masih antre," ucapnya.

Pemprov Kalsel sendiri dia menyebut selama ini selalu menjaga kerisauan para pasien, dengan memberikan bantuan ke keluarganya sebesar Rp300 ribu per bulan. "Kita harapkan teman-teman kabupaten juga ikut memberikan bantuan kepada mereka, agar tidak resah. Ini tetap kami komunikasikan," sebutnya.

Secara terpisah, Kepala BBTKLPP Banjarbaru Slamet Mulsiswanto menuturkan bahwa hingga kemarin masih ada 2.579 spesimen dari Kalsel yang masih mengantre untuk diperiksa. "Jumlah sampel yang kami terima dari Kalsel ada 7.128, sementara yang sudah diperiksa 4.549," tuturnya.

Dia mengungkapkan, saat ini lab memang sedang kewalahan. Lantaran jumlah sampel yang diterima saban harinya semakin banyak dari biasanya.

Dirincikannya, sejak memasuki Mei 2020, rata-rata mereka menerima 320 sampel per hari dari Kalsel dan Kalteng. Padahal, pada April 2020 sampel yang diterima dari dua provinsi tersebut hanya sekitar 80-an setiap harinya. "Sementara kemampuan alat PCR kami hanya mampu memeriksa 134 sampel per hari," rincinya.

Slamet menyampaikan, selama ini Kalsel memang menjadi yang terbanyak mengirim sampel. Dibandingkan Kalteng. Di mana, rata-rata bisa sampai 200 hingga 300 setiap hari. "Kalau daerahnya, sampel paling banyak dari Tanah Bumbu, Banjarmasin, Tanah Laut, Kotabaru dan Tapin," ucapnya.

Lalu langkah apa yang dilakukan agar tak kewalahan lagi dalam memeriksa spesimen Covid-19? Dia menuturkan bahwa BBTKLPP Banjarbaru telah membeli alat PCR baru, agar semakin banyak sampel yang bisa diperiksa. "Doakan, minggu nanti alatnya sudah tiba," tuturnya.

BBTKLPP Banjarbaru sendiri saat ini baru memiliki dua unit PCR, dengan 12 petugas. Dengan sumber daya yang ada tersebut, mereka bekerja memeriksa sampel Covid-19 sebanyak dua shift setiap harinya.

Dengan dua shift itu, kata Slamet, dalam sehari laboratorium mampu memeriksa 100 lebih sampel. Karena setiap PCR, satu shift-nya bisa mengeluarkan hasil 34 sampel. "Kalau dua PCR, setiap shift kami bisa memeriksa 68 sampel. Kalau dua shift, ada 100 lebih sampel yang bisa kami periksa," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X