PARINGIN – Kabupaten Balangan mulai mempersiapkan diri menuju new normal. Pendisiplinan warga untuk menerapkan protokol kesehatan anti Covid-19 pun semakin disosialisasikan.
Hal yang paling disambut warga dengan suka yaitu kembali diperbolehkannya menggelar salat berjemaah di masjid maupun musala.
Hal itu seiring dengan keluarnya imbauan dari MUI Kabupaten Balangan nomor;07/SE/MUI/BLG/V/2020, dan digelarnya rapat koordinasi Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman Covid 19 di Masa Pandemi, belum lama tadi.
Dalam Rakor di Aula Benteng Tundakan Setdakab setempat tersebut, Gugus Tugas, Pemkab Balangan, DPRD, MUI, Kemenag, unsur kepolisian, TNI dan pengurus masjid di sepanjang pinggiran ruas jalan A Yani, telah sepakat untuk kembali menggelar salat berjemaah di masjid maupun musala masing-masing, tentunya dengan standar protokol kesehatan anti Covid-19.
Bupati Balangan Ansharuddin selaku Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid 19 Kabupaten Balangan menyampaikan, mengacu pada imbauan yang diberikan oleh MUI Balangan maka pelaksanaan ibadah di masjid atau langgar sudah bisa dilakukan.
Syaratnya kata Ansharuddin, pengelola dan jemaah menjalankan protokol kesehatan sebagaimana anjuran pemerintah. Di antaranya pengecekan suhu badan dan jaga jarak untuk safnya.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Balangan, Muhammad Yamani menekankan agar hasil rapat benar-benar dipatuhi. Sehingga, kata dia, apa yang disepakati dapat menjadi komitmen bersama dalam upaya penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.
Muhammad Yamani juga mengimbau, agar para peserta rapat dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait aktivitas beribadah sesuai dengan arahan protokol kesehatan.
Kamis (4/6), terlihat masjid Al Akbar Balangan sudah mulai menggelar salat wajib berjemaah. Ada yang sedikit berbeda, saf yang biasanya rapat tampak renggang dengan jarak satu meter.
Pengelola Masjid Al Akbar Balangan, Musa mengungkapkan, sebagaimana syarat dalam melaksanakan salat berjemaah di masjid oleh pemerintah, maka pihaknya memberikan jarak antar jemaah pada satu baris saf.
“Kami sudah menempel sticker agar tidak merapatkan saf pada karpet masjid dengan jarak satu meter,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Musa, pihaknya juga sudah menyediakan sabun di setiap tempat wudu, agar sekalian berwudu jemaah juga cuci tangan menggunakan sabun. Ada juga petugas yang disiagakan untuk melakukan pengecekan suhu badan.
“Jemaah juga wajib menggunakan masker dan kita imbau bawa sajadah sendiri,” imbuhnya. (why/bin/ema)
