Pandemi Belum Usai, Bersiap Lagi untuk Karhutla

- Jumat, 5 Juni 2020 | 14:12 WIB
MUSIM KARHUTLA LAGI: Suasana Bandara Internasional Syamsudin Noor ketika diselimuti kabut, lantaran luasnya lahan yang terbakar di Guntung Damar pada tahun lalu. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN
MUSIM KARHUTLA LAGI: Suasana Bandara Internasional Syamsudin Noor ketika diselimuti kabut, lantaran luasnya lahan yang terbakar di Guntung Damar pada tahun lalu. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN

Fokus menangani Covid-19 bakal terbagi justru saat puncak-puncaknya. Menjelang musim kemarau, Pemprov Kalsel bersama instansi terkait juga mulai merencanakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

-- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru --

Sama seperti tahun lalu, yang menjadi fokus mereka ialah daerah gambut di sekitaran Bandara Internasional Syamsudin Noor. Yakni, Guntung Damar.

Untuk mengantisipasi karhutla di Guntung Damar dan di daerah rawan lainnya. Pemprov Kalsel yang diwakili Sekdaprov Abdul Haris dan Plt Kepala BPBD Kalsel Hanif Faisol Nurofiq bersama jajaran Korem 101 Antasari, Polda Kalsel, Kodim 1006 Martapura dan stakeholder terkait lainnya menggelar rakor pencegahan karhutla di Gedung Idham Chalid, Setdaprov Kalsel, kemarin.

Plt Kepala BPBD Kalsel Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, dalam rakor itu mereka mulai merencanakan antisipasi bahaya karhutla yang biasa muncul di daerah gambut di sekitar bandara. "Kita harus sudah melakukan antisipasi, walaupun BMKG memprakirakan musim kemarau baru masuk pada bulan Juli," katanya, usai rakor pencegahan karhutla.

Dia mengungkapkan, untuk mencegah karhutla kembali meluas di sekitaran bandara. Pihaknya bakal kembali merendam kawasan gambut yang ada di Guntung Damar dan di Hutan Lindung Liang Anggang. "Ini sesuai dengan skenario 2019 lalu. Pemprov Kalsel telah mengalokasikan dana Rp3 miliar di Dinas PUPR untuk membuat saluran air," ungkap pria yang juga menjabat wakil ketua harian di Gugus Tugas Covid-19 Kalsel itu.

Lanjutnya, perendaman daerah gambut sendiri mulai dilakukan pada pekan depan. "Jadi mendahului musim kemarau, agar bisa menyimulasikan sifat air, sampai sejauh mana bisa merendam daerah gambut," ujarnya.

Hanif menambahkan, mereka menargetkan bisa merendam sekitar 2 hektare kawasan rawa gambut yang rawan terbakar di sekitaran bandara. "Teknis perendamannya, kami akan memotong aliran irigasi di dekat Ponpes Darul Hijrah, Cindai Alus. Lalu air dialirkan ke daerah gambut yang rawan terbakar," tambahnya.

Perendaman lahan sendiri dia menyebut merupakan langkah jangka pendek. Di mana, ke depannya bakal dilakukan pipanisasi agar dapat menyelesaikan masalah karhutla di sekitar bandara secara permanen. "Pipanisasi dilakukan dengan mengalirkan air dari Mandikapau (Kabupaten Banjar) menggunakan sistem gravitasi. Sehingga tidak menggunakan mesin pompa dan bisa mengurangi anggaran cukup besar," beber Hanif.

Lalu, bagaimana dengan lahan di daerah lain? Dia memaparkan, pihaknya masih akan menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan. Serta, para pasukan yang bertugas melakukan pemadaman. "Mungkin akhir Juni dilakukan gelar pasukan dan armada. Serta, ujicoba alat," paparnya.

Ditambahkannya, selain itu mereka juga akan kembali meminta bantuan heli water bombing ke BNPB. "Heli ini untuk mengatasi karhutla di daerah pegunungan. Karena gunung kita sangat luas, kalau petugas yang mendatangi bisa terkurung api," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru Goeroeh Tjiptanto menyampaikan bahwa musim kemarau di Kalsel mulai tiba pada pertengahan Juni. Yang dimulai dari daerah Barat Kalsel, seperti Batola dan Tapin. Kemudian mengarah ke Kalsel bagian Timur. "Terakhir sampai ke Kotabaru," ucapnya.

Puncak musim kemarau sendiri dia menyebut diperkirakan terjadi pada Agustus sampai September. Lalu, selesai pada Oktober. "Kemarau tahun ini sendiri kemungkinan sifatnya normal. Bahkan, cenderung ke basah," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X