Semua Kesetrum Tagihan Listrik

- Sabtu, 6 Juni 2020 | 12:18 WIB
Foto ilustrasi
Foto ilustrasi

BANJARBARU - Masyarakat Banua ramai-ramai mengeluhkan membengkaknya tagihan listrik pada Juni ini. Sebagian besar dari mereka kebingungan karena tagihan yang harus dibayar mencapai dua kali lipat dari bulan sebelumnya.

Irma Tania misalnya, warga Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin ini mengeluhkan tagihan listriknya bulan ini yang membengkak sampai Rp1,2 juta lebih. "Selama ini tagihan saya tidak pernah sebanyak ini. Di bulan-bulan sebelumnya rata-rata paling Rp500 ribu," katanya.

Selain Irma, keluhan melonjaknya tagihan listrik juga disampaikan sejumlah warga melalui media sosial. Akun Facebook Ny Ettha Anton J misalnya, mengaku tagihan listriknya dengan golongan 900 V pada bulan ini mencapai Rp493 ribu. Padahal, sebelumnya rata-rata cuma Rp250 ribu per bulan.

Sementara dia menyebut, pemakaian listrik yang digunakan di rumahnya hanya lampu, penanak nasi, charger ponsel dan wifi. "Bahkan tidak menggunakan TV, kulkas, mesin cuci, kipas angin, apalagi AC," sebutnya.

Selain di medsos pribadi, netizen juga ramai melontarkan keluhan di akun facebook PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah. Akun bernama Lee'ya misalnya, mengaku sebagai pengguna golongan 900 V, tagihan listriknya bulan ini naik 100 persen. "Biasanya setiap bulan tidak sampai 300 ribu. Tapi tadi (kemarin) barusan mau bayar jadi 590 ribu," tulisnya.

Padahal dia menyebut, pemakaian listrik di rumahnya sama seperti biasanya. Karena mereka menggunakan listrik hanya untuk keperluan rumah tangga. "Kenapa bisa seperti itu ya? (tagihan membengkak). Apa karena ada subsidi untuk yang 900 R1? Jadi pembayaran mereka dibebankan ke kami yang R1M. Wah gimana itu solusinya?" tanyanya.

Saat dikonfirmasi, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN UIW Kalselteng) menepis isu terjadinya lonjakan tagihan listrik di bulan Juni akibat adanya kenaikan tarif listrik.

Manager Komunikasi PLN UIW Kalselteng, Syamsu Noor menjelaskan, lonjakan tagihan listrik disebabkan oleh adanya penyesuaian tagihan rekening listrik.

Penyesuaian sendiri dilakukan, akibat perubahan mekanisme pencatatan meter pelanggan pascabayar di awal pandemi Covid-19. Yang dilakukan dengan cara menghitung rata-rata penggunaan listrik pelanggan, selama 3 bulan terakhir untuk tagihan April dan Mei.

“Di awal Pandemi Covid-19 sudah kami sampaikan bahwa tagihan listrik di bulan April dan Mei kita lakukan hitung rata-rata 3 bulan sebelumnya. Itu sebagai upaya PLN untuk memutus penyebarluasan Covid-19 antara petugas PLN dan pelanggan," jelasnya.

Syamsu menyampaikan, mekanisme penghitungan rata-rata tersebut mengakibatkan terjadinya selisih antara jumlah pemakaian listrik yang digunakan oleh pelanggan dengan yang ditagihkan PLN. Sehingga, ada pelanggan yang membayar tagihan listrik tidak sesuai dengan jumlah konsumsi listrik yang digunakan.

Untuk itu, dia menuturkan, PLN melakukan penyesuaian jika petugas PLN sudah melakukan pencatatan meter kembali. “Jadi karena dihitung rata-rata, maka tagihan April dan Mei ada pelanggan yang membayar lebih banyak dan lebih sedikit dari seharusnya," tuturnya.

"Jika pelanggan kelebihan bayar, maka PLN akan mengembalikan dana tersebut dengan cara mengurangi tagihan di bulan berikutnya. Tapi, apabila pelanggan kurang bayar, maka PLN akan melakukan penyesuaian tagihan ke pelanggan," tambahnya.

Untuk tagihan rekening listrik di bulan Juni, Syamsu mengatakan petugas PLN sudah melakukan pencatatan meter secara langsung ke setiap pelanggan. Sehingga setelah dihitung berdasarkan pencatatan meter langsung, PLN mendapatkan data pasti antara selisih jumlah pemakaian listrik dan tagihan rekening yang dibayarkan oleh pelanggan pada April dan Mei yang lalu.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Diduga Hendak Tawuran, 18 Remaja Diamankan

Minggu, 17 Maret 2024 | 18:55 WIB

DPRD Kota Banjarmasin Usulkan 732 Pokir

Jumat, 15 Maret 2024 | 14:35 WIB
X