Nakes ikut Tertular, IGD 'Dipaksa' Tutup

- Jumat, 12 Juni 2020 | 11:23 WIB
DITUTUP : Layanan IGD RSUD Brigjen Hasan Basry Kandangan terpaksa ditutup sementara. | FOTO: SALAHUDIN/RADAR BANJARMASIN
DITUTUP : Layanan IGD RSUD Brigjen Hasan Basry Kandangan terpaksa ditutup sementara. | FOTO: SALAHUDIN/RADAR BANJARMASIN

KANDANGAN – Penularan di kalangan tenaga kesehatan yang semakin massif membuat pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) melakukan penutupan layanan IGD) RSUD Brigjen H Hassan Basry Kandangan, Kamis (11/6).

“Penutupan IGD mulai hari ini (kemarin,red), dengan pertimbangan semua yang dilakukan ini untuk memutus mata rantai penularan,” ujar Direktur RSUD Hassan Basry Kandangan, Rasyidah, saat dikonfirmasi, Kamis (11/6) siang. 

Untuk tracing jajaran RSUD Berigjen Hassan Basry Kandangan juga sudah melakukan swab bagi tenaga kesehatan dan keluarga mereka. “Ada 53 Nakes dan keluarga yang sudah di swab dua kali, saat ini masih menunggu hasilnya keluar,” katanya.

Jika hasilnya sudah keluar dan negatif, layanan IGD RSUD Hassan Basry Kandangan akan dibuka kembali. “Mohon pengertian masyarakat, kami melakukan ini untuk melakukan tracing dan membersihkan IGD dari mata rantai Covid-19,” tegasnya. Meski IGD tutup, khusus untuk pasien Covid-19 tetap bisa diterima selama kapasitas ruangan masih tersedia.

Sementara itu, Kotabaru mulai masuk zona merah kasus corona. Artinya, di Kabupaten Kotabaru penyebaran virus ini dianggap tidak terkendali.

Pusat Krisis Kemenkes RI awal pekan tadi mengeluarkan data. Ada enam kabupaten/kota di Kalsel masuk zona merah. Salah satunya adalah Kotabaru.

Kamis (11/6) kemarin, Sekda Kotabaru Said Akhmad mengumumkan, ada penambahan kasus baru. Seorang kakek di Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar positif corona. Ia memiliki riwayat kontak erat dengan klaster Gowa.

Mayoritas kasus di kecamatan ini merupakan klaster Gowa. Berada di pesisir Pulau Laut bagian barat daya. Sekarang di Kotabaru, total pasien yang dirawat sudah 41 orang.

Diduga, penularan massif di Kotabaru. Warga-warga di desa pesisir saling kunjung saat lebaran. Tingkat pendidikan yang masih rendah, menjadi faktor utama minimnya kesadaran warga mengikuti protokol kesehatan.

Selain itu, kendala ekonomi juga tidak bisa diabaikan. "Gak bisa. Saya harus ke luar. Gak ke luar gak makan," kata Pikal warga Kotabaru yang bekerja jadi sopir pikap. (rvn/zal/ran/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X