Ekspor-Impor Kalsel Turun Drastis

- Senin, 15 Juni 2020 | 12:35 WIB

BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel telah merilis nilai ekspor dan impor selama April 2020. Dalam rilis itu nilai ekspor dan impor Kalsel ternyata sama-sama mengalami penurunan signifikan.

Berdasarkan data BPS Kalsel, nilai ekspor Kalsel pada April 2020 tercatat hanya USD540,67 juta. Turun 34,13 persen dibandingkan Maret 2020 yang mencapai USD820,88 juta. Sedangkan nilai impor mengalami penurunan hingga 35,29 persen. Yakni, dari USD59,12 juta menjadi USD38,25 juta.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Diah Utami mengatakan, selain turun dibanding bulan sebelumnya, nilai ekspor dan impor Kalsel juga turun jika disandingkan dengan April 2019 lalu. "Dibandingkan dengan tahun lalu, ekspor turun 4,16 persen. Sedangkan impor turun sampai 69,46 persen," katanya.

Khusus untuk ekspor, Diah menjelaskan, nilainya menurun lantaran kontribusi kelompok barang utama penyumbang ekspor juga mengalami penurunan. "Kelompok bahan bakar mineral misalnya, pada April 2020 nilainya USD344,86 juta. Nilai tersebut turun sebesar 27,77 persen dibandingkan ekspor bulan Maret 2020," jelasnya.

Dia menambahkan, penurunan ekspor juga dialami kelompok perhiasan atau permata. Di mana pada bulan April hanya menyumbang ekspor USD104,74 juta. Turun 53,91 persen dibandingkan bulan sebelumnya. "Nilai ekspor kelompok lemak dan minyak hewan juga turun. Yakni, sebesar 37,26 persen. Dengan nilai ekspor USD44,62 juta," tambahnya.

Terkait negara tujuan ekspor terbesar selama April 2020, Diah mengungkapkan paling besar ialah ke Tiongkok dengan nilai USD161,60 juta. "Tapi, nilai ekspor ke Tiongkok mengalami penurunan 14,31 persen dibandingkan Maret 2020 yang mencapai USD188,59 juta," ungkapnya.

Ditambahkannya, selain Tiongkok, ekspor Kalsel ke Singapura juga lumayan tinggi yakni mencapai USD83,32 juta. "India berada di urutan ke tiga dengan nilai ekspor sebesar USD41,58 juta, disusul Malaysia, USD40,26 juta," tambahnya.

Sementara itu, untuk perkembangan impor, dia menyampaikan, ada tiga kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi pada bulan April. Yakni, bahan bakar mineral sebesar USD32,89 juta; mesin-mesin/pesawat mekanik, USD1,39 juta dan kelompok garam, belerang, kapur sebesar USD1,19 juta.

"Kontribusi dari masing-masing kelompok tersebut kalau diurut adalah 85,97 persen, 3,62 persen dan 3,11 persen dari total impor April 2020," ucapnya.

Mengenai impor menurut negara asal, Diah merincikan, tertinggi berasal dari Malaysia yang mencapai USD13,47 juta. Diikuti Singapura, USD11,10 juta dan Korea Selatan, USD9,53 juta. "Malaysia jadi yang tertinggi karena kontribusi impornya mencapai 35,21 persen, dari total nilai impor Kalsel," rincinya.

Dari data-data nilai eskpor dan impor, dia menuturkan bahwa neraca perdagangan ekspor impor Kalsel pada April 2020 menunjukkan nilai yang positif. Yakni, surplus sebesar USD502,42 juta. “Nilai tersebut lebih kecil daripada neraca perdagangan pada bulan Maret 2020 yang surplus USD761,76 juta,” paparnya.

Lalu faktor apa yang menyebabkan ekspor dan impor Kalsel turun drastis? Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani ternyata mengaku belum bisa menjawabnya. "Maaf, aku belum pelajari laporan BPS secara rinci. Kami juga perlu konfirmasi dengan BI (Bank Indonesia)," paparnya.

Ditanya, apakah wabah virus corona menjadi salah satu faktornya. Birhasani juga enggan menjawabnya. (ris/ran/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB

Pemprov Kaltara Tawarkan 17 IPRO ke Amerika

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:30 WIB
X