Targetkan 2.500 Tempat Tidur untuk Tangani Covid-19

- Selasa, 16 Juni 2020 | 10:15 WIB
TETAP BERGERAK: Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat memberikan sambutan dalam acara penanganan Covid-19.
TETAP BERGERAK: Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat memberikan sambutan dalam acara penanganan Covid-19.

BATULICIN – Pemprov Kalsel melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 menargetkan pengadaan 2.500 tempat tidur untuk penanganan wabah Covid 19.

 “Untuk mengatasi peningkatan kasus positif, ditargetkan 1.500 buah tempat tidur di 8 rumah sakit di Kalsel. 1000 sisanya ditempatkan di Pusat karantina," kata Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Hanif Faisol Nurofiq saat Monitoring dan Evaluasi penanganan Covid 19 di  Kabupaten Tanah Bumbu, Minggu (14/6) tadi.

Tiga pusat karantina khusus saat ini sudah terisi peserta karantina yaitu di Gedung BPSMD Kampus I dan II serta Bapelkes sementara karantina asrama haji sedang dikondisikan,” papar Hanif bersama Ketua harian Gugus Tugas Abdul Haris dan Liaison officer BNPB Pusat Brigjen Purn Syahyudi.

Sesuai arahan Gubernur Kalsel, Gugus Tugas Kalsel juga meminta rumah sakit non rujukan di kabupaten/kota memperkuat layanan kesehatan guna penanganan Covid 19. Gugus Tugas Provinsi sendiri akan memfasilitasi karantina khusus Stagen di Kotabaru.

Sementara itu  berdasarkan  data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Provinsi Kalsel,  Senin (15/6) petang, dilaporkan ada 20 kasus dinyatakan bebas Covid 19 baik berasal dari rumah sakit rujukan maupun karantina khusus di Banjarbaru. total kasus sembuh hingga saat ini 253 kasus.

Sementara temuan kasus positif sebanyak 66 kasus. Penambahan kasus didominasi hasil temuan kegiatan surveilance epidemiologi tracing. Total kasus positif hari ini 1.953 kasus. 1.569 kasus diantaranya sedang dirawat di RS, melakukan isolasi mandiri serta menjalani karantina khusus.

sementara yang meninggal akibat covid sebanyak 131 kasus.  3 kasus diantaranya meninggal kemarin.

Ketua Harian Gugus Tugas Abdul Haris mengatakan strategi yang dilakukan untuk memutus mata rantai penularan adalah dengan memasifkan kegiatan 3T (Tracking, tracing, testing) oleh tim surveilans epidemiologi. “Jadi lonjakan kasus karena imbas dari kegiatan masif 3T agar terduga positif yang masih diluar dapat ditangani lebih cepat guna mencegah penularan lebih luas,” kata Haris.

Selanjutnya, sosialisasi dan edukasi melalui tim KIE. Tini ini memastikan protokol kesehatan menjadi kebiasaan di masyarakat. (bdm/ay/ran)

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X