MINAT...?? Sekali Panen Jeruk, Bisa Beli Mobil Loh..!!

- Selasa, 16 Juni 2020 | 10:41 WIB
PANEN: Najamuddin menunjukkan jeruk yang akan di panen bulan Juli-Agustus-September di Sungai Alat Kecamatan Astambul. | FOTO: MUHAMMAD AMIN/RADAR BANJARMASIN
PANEN: Najamuddin menunjukkan jeruk yang akan di panen bulan Juli-Agustus-September di Sungai Alat Kecamatan Astambul. | FOTO: MUHAMMAD AMIN/RADAR BANJARMASIN

MARTAPURA – Petani jeruk asal Desa Sungai Alat, Kecamatan Astambul segera memanen jeruk siam di masa pandemi. Selama tiga bulan, Juli–September 2020 para petani memetik jeruknya dan merajai seluruh pasar buah se-Kalsel dan nasional. Kendati dibawah bayangan pandemi dan penurunan permintaan, optimisme tetap tinggi.

Astambul sejak lama dikenal sentra kebun jeruk. Luas tanaman 4 ribu hektare lebih, terbesar di Sungai Alat. Bahkan pelaku usaha jeruk Sungai Alat berhasil membangkitkan pamor jeruk siam yang sempat mati suri selama satu dasawarsa.  Itu setelah petani mengganti bibit yang lebih unggul dan mengikuti saran penyuluh pertanian.

“Sekali panen bisa beli mobil pak. Biaya perawatan setahun maksimal 8 juta,” kata Artum Ali dari Kelompok Tani Mawar Merah dan punya seribu lebih pohon jeruk, Senin (15/6) siang.

Artum Ali mengaku, panen tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu. Pasalnya, cuaca dan kondisi alam kurang bersahabat dengan jeruk. Petani yang pernah juara karena membawa jeruk termanis di Nusantara itu, bakal mengirim hasil panennya ke beberapa kota se-Indonesia.

“Petani buah memang tidak ada penurunan kendati pandemi. Masyarakat tetap butuh buah,” ujarnya.

Sedangkan Najamuddin, pemilik 500 lebih pohon jeruk dari Kelompok Padi Mekar optimis harga jeruk membaik. Apalagi ada rencana desa mereka dibuat semacam agrowisata petik jeruk. Rencana itu memperbaiki harga jeruk. Petani jeruk Sungai Alat ujarnya mengombinasi hamparan lahan dengan berbagai macam komoditi, seperti jeruk dan bunga di tegalan, menanam padi di bagian bawah, , dan memelihara bebek atau ternak.

“Tahun ini panen jeruk dan padi sepertinya sama. Padi menguning dan jeruk juga matang,” ujarnya.

Lahan yang dikelolanya sekitar 6 hektare, memulai tanaman pertama tahun 2015. Pada tahun itu, hasil perdana 75 ton. Dulu harganya Rp20 ribu per kilo. Menyaksikan hasil yang sangat menggiurkan, bersama kelompok taninya membuka lagi lahan. “Jeruk ini panennya setahun sekali tapi selama tiga bulan berturut-turut tidak akan habis,” ujarnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Banjar HM Fachry mengabarkan, sejatinya Kawasan Agrowisata Petik Buah Jeruk Siam Banjar Sungai Alat, tahun 2020 ini mau diresmikan menteri. Akibat wabah, rencana itu gagal dan ditunda tahun depan.

Sebelumnya, Desa Sungai Alat juga pernah dijadikan lokasi Scientific tour bagi peserta Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia (Perhorti) tahun 2019.

“Memang banyak perbaikan yang perlu kita lakukan. Membenahi titian panjang ulin, pembangunan gezebo untuk wisatawan dan sarana pendukung,” pungkasnya. (mam/bin/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X