Pesan dari Penyintas: Kisah Mereka yang Kehilangan

- Rabu, 17 Juni 2020 | 14:54 WIB

Setelah berjuang selama 27 hari di rumah sakit, MA akhirnya dinyatakan sembuh pada 3 Juni. Dia selamat. Sementara tiga anggota keluarganya meninggal dunia dalam waktu hanya dua pekan.

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --

DIA seorang dokter spesialis mata. Bekerja di dua rumah sakit ternama di Banjarmasin. Rumah Sakit Ulin dan Bhayangkara. Pekerjaan yang amat menyibukkannya.

Tapi kehidupan yang damai tiba-tiba terguncang. Duka yang tak pernah terbayangkan, datang. Hanya dalam dua pekan, dia kehilangan tiga orang yang dicintainya. Seorang kakak, ayah dan ibu direnggut COVID-19.

Duka itu bermula pada Rabu 29 April. Di tengah kesibukan menangani pasien, MA mendapatkan telepon dari sang ibu. Yang mengatakan bahwa kakaknya terbaring sakit di rumah.

"Ketika saya datang ke rumah kakak, saya terkejut melihat kondisinya yang sudah lemah. Napasnya cepat, kesadarannya pun menurun," tuturnya kepada Radar Banjarmasin, kemarin (16/6). Atas permintaannya, identitas MA hanya dibeberkan inisial.

Anak kedua dari tiga bersaudara itu langsung mengambil termometer. Hasilnya 39,5 derajat! Saat itu, pagebluk baru memulai pemanasan. Data Dinas Kesehatan Banjarmasin pada tanggal itu, kasus positif berjumlah 45 orang.

Tak heran, bila MA berpikir bahwa yang dialami sang kakak merupakan gejala COVID-19. Tak menunggu lama, MA menghubungi ambulans di sebuah rumah sakit untuk datang menjemput.

"Ketika saya menghubungi ambulans, saya berterus terang kepada petugas. Bahwa pasien sedang demam tinggi dan sesak nafas," bebernya.

Agar mereka lebih siap, datang dengan alat pelindung diri level 3. "Di rumah kakak pun saya antisipasi. Tidak melibatkan tetangga atau keluarga lainnya," tambahnya.

Beberapa hari berselang, 2 Mei, MA mendapat kabar bahwa saudaranya telah meninggal dunia dalam status PDP.

Mendengar kabar itu, MA menyerahkan sepenuhnya penanganan jenazah kepada rumah sakit. Termasuk pemulasaran jenazah, sesuai protokol yang berlaku.

Sekalipun hasil swab test belum keluar, MA khawatir bakal terjadi penularan jika dibawa pulang ke rumah duka. Tetangga pun dikabari. Agar disalatkan secara gaib saja.

"Tiga hari setelah kakak wafat, hasil pemeriksaan swab keluar. Beliau positif. Dan murni transmisi lokal, karena kakak selama enam bulan terakhir tak pernah bepergian keluar daerah," urai MA.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X