Untuk PPDB Daring, Sekolah Harus Bayar Aplikasi 4,6 Juta

- Kamis, 25 Juni 2020 | 12:04 WIB

BANJARBARU - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA, SMK dan SLB tahun pelajaran 2020/2021 digelar secara daring (online). Mengacu jadwal dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, tahapan pendaftaran dimulai 29 Juni sampai 1 Juli.

Agar pelaksanaan PPDB berjalan lancar, sejumlah sekolah saat ini mulai melakukan persiapan. Termasuk, mempersiapkan perangkat lunak atau aplikasi yang digunakan untuk menerima formulir pendaftaran para calon peserta didik secara online.

Kepala SMAN 2 Banjarbaru, Eksan Wasesa menyampaikan, dalam proses penerimaan pendaftaran peserta didik baru, pihaknya menggunakan aplikasi dari Disdikbud Kalsel yang dikelola oleh salah satu perusahaan penyedia layanan dan jaringan telekomunikasi.

"Aplikasi ini memang digunakan untuk seluruh Kalsel. Untuk menggunakannya, sekolah bayar Rp4,6 juta ke perusahaan penyedia layanannya," katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Dia mengungkapkan, melalui aplikasi itu para peserta didik bisa mengirimkan formulir pendaftaran via online. Kemudian diverifikasi oleh operator yang ada di sekolah. "Jadi nanti untuk mengetahui diterima atau tidaknya, calon peserta didik bisa melihat perkembangan dari aplikasi itu," ungkapnya.

Lanjutnya, untuk membayar penggunaan aplikasi tersebut, sekolah diperbolehkan menggunakan dana Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dari Pemprov Kalsel.

"Yang sulit itu sekolah yang belum dapat BOSDA. Salah satunya, SMAN 5 Banjarbaru. Karena sekolah ini baru dibentuk dan baru mulai melakukan penerimaan siswa pada tahun ini, maka belum bisa mengusulkan BOSDA," ujarnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Plt Kepala SMAN 5 Banjarbaru ini menyampaikan, karena tidak punya dana untuk membayar aplikasi dari perusahaan penyedia layanan, sekolah yang kini masih meminjam ruangan kelas di SMPN 4 Banjarbaru tersebut berinisiatif membuat aplikasi PPDB secara mandiri. "Jadi, SMAN 5 Banjarbaru punya aplikasi sendiri. Buatan teman-teman di SMAN 2 Banjarbaru sini," ucapnya.

Eksan menjelaskan, SMAN 5 Banjarbaru dibentuk untuk menanggulangi kekurangan SMA di Kecamatan Liang Anggang dan Landasan Ulin. "Bangunan sekolahnya masih dalam proses pembangunan. Berada di Jalan Trikora, pas di antara Liang Anggang dan Landasan Ulin," jelasnya.

Disampaikannya, sebelum ada SMAN 5 Banjarbaru, di Landasan Ulin dan Liang Anggang cuma ada satu SMA. Yakni SMAN 4 Banjarbaru. Di mana, posisinya berada di Liang Anggang. "Jadi, kasihan anak-anak yang ada di Landasan Ulin. Mau sekolah ke Banjarbaru jauh. Tapi, kalau ke SMAN 4, kuotanya penuh," paparnya.

Kuota yang disediakan SMAN 5 Banjarbaru sendiri untuk sementara 48 siswa, dengan menggunakan dua kelas milik SMPN 4 Banjarbaru di Jalan Paramuan, Liang Anggang. "Jadi nanti yang dipriotitaskan adalah calon siswa dari Landasan Ulin," kata Eksan.

Sedangkan untuk SMAN 2 Banjarbaru, dia menyebut, kuota yang tersedia 10 rombongan belajar dengan 324 siswa. "Dari jumlah kuota. 50 persen untuk jalur zonasi, 30 persen jalur prestasi, 15 persen jalur afirmasi dan 5 persen untuk jalur mutasi atau perpindahan orang tua," sebutnya.

Selain sekolah di Kelurahan Mentaos, Banjarbaru Utara tersebut, persiapan PPDB juga dilakukan SMAN 1 Martapura. Eko Sanyoto selaku kepala sekolahnya menuturkan, persiapan yang sedang mereka laksanakan antara lain melakukan sosialisasi secara internal dan eksternal kepada masyarakat.

"Panitia sekolah juga sudah terbentuk. Selain itu, operator PPDB juga sudah mengikuti bimtek dengan penyedia aplikasi. Jadi, tinggal menunggu tanggal pelaksaannya," paparnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X