Iming-Iming Gratifikasi Sering Terjadi, Bawa Telur Sampai Uang

- Jumat, 26 Juni 2020 | 13:49 WIB
SALING MENGAWASI: Penandatanganan kerjasama pencanangan pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi di lingkungan Ombudsman Kalsel, kemarin. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
SALING MENGAWASI: Penandatanganan kerjasama pencanangan pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi di lingkungan Ombudsman Kalsel, kemarin. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, termasuk menerima aduan dari masyarakat, tugas Ombudsman tentu rentan dengan iming-iming. Integritas mereka pun diuji.

Hal ini diakui Kepala Perwakilan Ombusan RI Perwakilan Kalsel, Noorhalis Majid. Banyak sekali yang datang ke pihaknya membawa dan menjanjikan hadiah, baik berupa barang hingga uang.

“Salah satunya ketika ada warga yang berhasil mengurus sertifikat tanah yang lama tak kunjung selesai. Kami pernah dibawakan barang sebagai ucapan terimakasih. Tentu kami tolak,” kata Majid usai melakukan pencanangan pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi di lingkungan Ombudsman Kalsel.

Dia mengungkapkan, di Kaltim dan Jawa Tengah, ombudsman diberhentikan lantaran menerima gratifikasi. “Sangat rentan dan menggiurkan. Ombudsman sering berurusan antara penyelenggara dan publik. Sering sekali dihubungi orang yang ingin memberikan hadiah sebagai ucapan terimakasih,” tambahnya.

Pencanangan kemarin sebutnya, seperti membersihkan sapu sendiri sebelum sapu tersebut membersihkan tempat lain. “Sebelum melakukan aksi kebersihan, Ombudsman harus bersih dulu,” tukasnya.

Pihaknya sendiri sengaja menghadirkan Ketua MUI Kalsel yang diwakili oleh Wakil Ketua MUI Kalsel, Hafis Ansari dan Ketua PWI Kalsel. Dua lembaga ini sebut Majid adalah sebagai pengontrol nyata di publik. “MUI sebagai lembaga dan tokoh masyarakat, PWI sebagai mata dan telinga yang dapat mengontrol dan membantu Ombudsman,” terang Majid.

Kedua lembaga ini lah sebutnya yang nantinya dapat mengontrol dan mengingatkan integritas Ombdusman dalam mengawasi pelayanan publik. “Kami akui, iming-iming selalu ada. Tanpa kontrol bisa saja terpeleset. Kami tak ingin itu terjadi di Kalsel,” janjinya.

Majid mengatakan, dari awal tahun tadi, ada sebanyak 262 laporan yang masuk ke Ombudsman Kalsel. Dari jumlah itu, sebanyak 75 laporan yang sudah ditindaklanjuti. “Ada sebanyak 187 laporan yang masih dilakukan telaahan,” bebernya.(mof/ran/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X