Untuk Kalsel, Dana Penanganan Covid-19 Masih Banyak

- Jumat, 26 Juni 2020 | 13:51 WIB
TEMPAT KARANTINA: Suasana gedung di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, kemarin. Lokasi ini akan digunakan sebagai tempat karantina tambahan untuk para pasien Covid-19. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
TEMPAT KARANTINA: Suasana gedung di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, kemarin. Lokasi ini akan digunakan sebagai tempat karantina tambahan untuk para pasien Covid-19. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Untuk penanganan Covid-19, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp400 miliar dari dana tak terduga. Meski, sudah digunakan selama berbulan-bulan dan menangani ribuan pasien. Ternyata, masih banyak dana yang tersisa.

Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan, dari total Rp400 miliar itu. Telah disisihkan sekitar Rp200 miliar lebih khusus untuk penanganan Covid-19. Namun, hingga kemarin (25/6) yang sudah terpakai baru Rp90 miliar lebih.

"Jadi, kita masih punya sekitar Rp100 miliar untuk penanganan Covid-19 di Kalsel," katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Sementara itu, anggaran lain yang juga dari Rp400 miliar, Roy menyebut masih disimpan sebagai cadangan. Dan akan digunakan apabila pandemi semakin parah. "Cadangan kita cukup besar. Sekitar Rp180 miliar," sebutnya.

Dia mengungkapkan, anggaran penanganan virus corona selama ini diprioritaskan untuk keperluan rumah sakit rujukan. Seperti, alat pelindung diri (APD), alat kesehatan dan lain-lain.

"Kami minta kepada rumah sakit rujukan. Kalau stok APD menipis dan akan habis dalam beberapa pekan atau beberapa bulan lagi. Agar segera menginformasikan ke BPBD. Supaya cepat kami adakan," ungkapnya.

Sebab, kalau informasi terlambat mereka terima. Roy menuturkan, takutnya pengadaan APD mengalami keterlambatan lantaran terbentur masalah teknis. "Misal, ada keterlambatan pengiriman atau hal teknis lainnya," tuturnya.

Selain untuk keperluan rumah sakit rujukan Covid-19, dia menyampaikan, anggaran juga digunakan untuk kebutuhan para tenaga kesehatan. Seperti, insentif dan sewa hotel. "Di samping itu, dana juga untuk bantuan sosial bagi masyarakat. Serta, keperluan di tempat karantina dan lain-lain," ucapnya.

Lalu, apakah anggaran juga bisa diarahkan untuk mengakomodir rapid test warga yang ingin bepergian menggunakan pesawat? Menurutnya, rapid test gratis tidak bisa untuk umum. Pasalnya, ada mekanisme dalam penggunaannya.

"Rapid test gratis difokuskan untuk orang yang punya gejala atau kontak erat dengan pasien terkonfirmasi. Kalau digunakan untuk umum, takutnya duit habis hanya untuk rapid test. Tidak cukup untuk penanganan lain. Jadi harus selektif," ujarnya.

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel terus berupaya memperluas lokasi karantina khusus untuk para pasien positif virus corona. Pasalnya, tiga gedung yang digunakan di Banjarbaru: Balai Diklat di Ambulung, Bapalkes Banjarbaru dan BPSDM di Jalan Panglima Batur sudah hampir penuh.

Penanggungjawab Karantina Khusus, Sukamto menyampaikan, kemungkinan Senin (29/6) nanti Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin sudah dibuka jadi tempat karantina. "Hari ini (kemarin) sudah dilakukan pembekalan untuk para petugas. Mulai dari dokter, perawat, psikolog, keamanan, kebersihan, administrasi dan lain-lain," ucapnya.

Dia mengungkapkan, ada 94 kamar di Asrama Haji yang akan digunakan untuk lokasi karantina. Masing-masing kamar bisa menampung dua pasien. "Jadi, total kapasitasnya 188 orang," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X