Acil RCTI Oke di Mata Anak, Tetangga dan Pejabat

- Jumat, 26 Juni 2020 | 13:55 WIB
MELAYAT: Bocah dari Alalak Selatan memenuhi rumah duka. Semasa hidup, Parida senang memasak untuk anak-anak tetangganya. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
MELAYAT: Bocah dari Alalak Selatan memenuhi rumah duka. Semasa hidup, Parida senang memasak untuk anak-anak tetangganya. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Masyarakat Banjarmasin mengenang Hj Noor Parida sebagai ikon. Pedagang Pasar Terapung yang nongol dengan salam jempol dalam iklan RCTI pada era 90-an. Tapi warga sekitar mengingatnya sebagai penyayang dan pengayom anak kecil.

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --

BANJARMASIN berduka. Kemarin (25/6) pagi, Parida mengembuskan napas terakhir pada usia 66 tahun.

Rumah duka di Jalan Alalak Selatan RT 04 Banjarmasin Utara didatangi para pelayat. Tua dan muda, membacakan Surah Yasin dan bertahlil, menghaturkan doa.

Kepada penulis, sang bungsu dari delapan bersaudara, Rahmi menuturkan sang ibu memang sudah sakit-sakitan sejak dua pekan terakhir. Badan tampak letih, batuk-batuk. Disusul riwayat darah tinggi.

"Dibawa ke rumah sakit, beliau enggan. Minta dirawat di rumah saja. Sepekan sebelum wafat, ibu mewasiatkan sejumlah barang. Begitu pula sehari sebelum wafat, seusai magrib, ibu berkata: besok sudah pulang. Ini diucapkan di hadapan seluruh anak," tuturnya.

Rahmi menuturkan, sepeninggal wafat sang ayah empat tahun silam, ibunya kerap memberikan nasihat. Yakni selalu menjunjung tinggi kerukunan dan saling tolong-menolong antar sesama.

Kemudian, sejak tahun 2015, Parida juga sudah tidak lagi berjualan di Pasar Terapung. Memilih berjualan di sebuah kios di seberang kediaman. "Rukun-rukun laaah," tutur Rahmi menirukan ucapan mendiang.

Bulan wafatnya sang ibu, sama dengan wafatnya sang ayah. Di samping itu, saat idulfitri tadi, tepatnya ketika menziarahi makam suaminya, dia berbisik lirih kepada diri sendiri. "Ibu minta dimakamkan berdampingan dengan ayah," tambahnya.

Di mata khalayak ramai, sosok almarhumah terkenal sebagai ikon yang mempromosikan Banjarmasin keluar pulau.

Tampil di layar kaca era 90-an, seusai mengepak dagangan di atas perahu, almarhumah tersenyum sembari mengacungkan jempol. Itulah yang membuat almarhumah terkenal dengan 'Salam Jempol RCTI Oke'.

Sementara di mata warga setempat, almarhumah tidak hanya terkenal karena pariwara tersebut. Tapi juga terkenal gemar membantu sesama. Seperti yang diungkapkan Syahriadil.

"Mau jam berapa pun, ketika diminta bantuan, beliau pasti menyanggupi," beber lelaki yang akrab disapa Badil ini.

Bantuan seperti apa? Badil memberikan contoh. Seperti mengobati penyakit nyeri dada. "Saya pernah minta bantuan beliau. Padahal tengah malam, tapi beliau mau. Kata beliau, tidak ada tawar- menawar dalam urusan tolong-menolong," kenangnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X