Sahbirin-Muhidin Bersatu, Petahana Semakin Tangguh; Denny Indrayana Ucapkan Selamat

- Senin, 29 Juni 2020 | 13:13 WIB
ILUSTRASI: KOKO/RADAR BANJARAMSIN
ILUSTRASI: KOKO/RADAR BANJARAMSIN

BANJARMASIN - Lima tahun lalu, Muhidin hampir menjadi orang nomor 1 di Kalsel setelah mendapatkan selisih suara tipis dari Sahbirin Noor. Pilkada tahun ini, ia memilih menjadi calon wakil dari Sahbirin.

Kabar dipilihnya pasangan ini pasca “bocornya” laporan hasil pelaksanaan tahapan seleksi bakal calon kepala daerah dari DPD Partai Golkar Kalsel ke publik. Surat bernomor A-054/GOLKAR-KS/VI/2020 itu diteken langsung oleh Sahbirin Noor sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kalsel pada 26 Juni 2020 tadi.

Surat ini dikirim kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar, serta ditembuskan pula kepada Wakil Ketua Umum Korbid Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan DPP Partai Golkar, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar hingga Tim Pilkada Pusat Partai Golkar di Jakarta.

Dalam surat itu, DPD Partai Golkar Kalsel menyampaikan bahwa, pihaknya sudah menetapkan bakal calon gubernur termasuk calon bupati dan wali kota yang akan diusulkan oleh partai berlambang pohon beringin itu di Pilkada Kalsel.

Menariknya, di poin penetapan bakal calon gubernur. Golkar rupanya tak mengharapkan berkoalisi dengan Gerindra. Tak ada partai besutan Prabowo Subiato itu disebutkan dilakukan penjajakan. Dalam surat tersebut, partai yang sudah diklaim berkoalisi adalah PDI Perjuangan, PAN, PKS, Dan NasDem. 

Sementara partai yang masih dilakukan penjajakan adalah PKB, PPP dan Partai Demokrat. Partai berlogo mercy ini sendiri sebelumnya sudah memberikan surat perintah kepada Denny Indrayana untuk mencari partai koalisi lain. Tujuannya sama, mengusung jago sendiri.

Muhidin sendiri sejak lama hanya menginginkan posisi wakil gubernur. Dia sama sekali sudah tak berminat menjadikan lawannya dulu rival politik.

Padahal, peluang Ketua DPW PAN Kalsel itu sangat terbuka jika ingin menjadi penantang. Bermodal enam kursi di DPRD Kalsel, dia tinggal menambah lima kursi parlemen untuk bisa berlaga. Soal surat keputusan DPD Partai Golkar Kalsel, Muhidin masih irit bicara. 

Mantan Wali Kota Banjarmasin itu terlihat tak ingin gegabah berkomentar sebelum surat keputusan semua partai koalisi ada. “Nanti dulu saya berkomentar setelah ada surat dukungan semua partai keluar,” ujar Muhidin kemarin.

Melihat komposisi partai pendukung pasangan ini di dalam surat DPD Partai Golkar Kalsel tersebut, tak menutup kemungkinan akan terjadi koalisi gemuk kembalu seperti lima tahun lalu. Saat Pilgub 2015 silam, Sahbirin Noor yang berpasangan dengan Rudy Resnawan diusung Partai Gerindra, PPP, PDIP, Golkar, PKS, Hanura dan PAN.

Meski disokong partai bejibun, Muhidin yang kala itu maju tanpa partai atau melalui jalur persorangan, hanya kalah 0,68 persen. Muhidin yang berpasangan dengan Farid Hasan Aman mendapat 40,37 persen suara. Sedangan Sahbirin Noor-Rudy Resnawan mendapat 41,05 persen suara.

Pengamat politik FISIP ULM, Gazali Rahman menilai, merapatnya Muhidin ke petahana membuat Sahbirin semakin susah dikalahkan. Wajar saja Muhidin yang pada Pilkada 2015 lalu, kesohorannya di Banua masih terkenal. Belum lagi, basis massa yang dimilikinya sangat banyak.

Meski demikian, dalam politik tak ada yang pasti. Masih ada kemungkinan lain yang bisa terjadi. “Bukan berarti tidak ada peluang figur lain. Tapi pasangan ini sangat susah dikalahkan,” tukasnya.

Apalagi saat ini calon rival, Denny Indrayana sebutnya, masih konsentrasi mencari partai politik koalisi untuk bisa mengusung dirinyanya. “Saat ini dia (Denny) tak hanya konsentrasi bersosialisasi, tapi masih mencari “jukung”," ucapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X