Cara Yunan Hadapi Covid: Rendaman Kurma, Kunyah Daun Sirih

- Rabu, 1 Juli 2020 | 10:12 WIB
CERITA: Asisten pelatih Barito Putera Yunan Helmi menceritakan pengalamannya melewati situasi menghadapi virus Covid-19 yang pernah menyerangnya.
CERITA: Asisten pelatih Barito Putera Yunan Helmi menceritakan pengalamannya melewati situasi menghadapi virus Covid-19 yang pernah menyerangnya.

BANJARMASIN - Menjadi orang pertama yang terpapar Covid-19 di Kalimantan Selatan membuat asisten pelatih Barito Putera, Yunan Helmi (46) begitu kaget. Meski dirahasiakan pihak berwenang, tetap saja namanya bocor ke publik. Yunan pun menjadi pembicaraan.

Di momen itulah kondisi tubuh serta imunnya melemah. Coronavirus masuk semakin ke dalam tubuhnya. Yunan masih ingat kegiatannya sebelum diisolasi pada 14 Maret 2020. Ia sempat melakukan kegiatan bersama Barito Putera di Pulau Jawa, tepatnya di Malang dan Madura. Selanjutnya mereka melakoni laga perdana di Stadion Demang Lehman Martapura melawan Bali United pada 6 Maret.

Pascapertandingan dengan klub asal Bali itulah Yunan merasa kondisinya tidak enak. Ia mengalami demam hingga akhirnya dilarikan ke salah satu klinik di Banjarbaru. Vonis terpapar Covid-19 pun diterima Yunan tak lama setelahnya.

Kondisi itu juga memaksa pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur itu harus memasuki ruang isolasi di RSUD Ulin, Banjarmasin. Bagi Yunan, kejadian yang menimpa dirinya tersebut merupakan teguran dari Allah SWT. “Ini teguran dari yang Kuasa untuk saya. Untuk mendekatkan diri pada Allah, juga teguran untuk diri sendiri supaya terus menjaga diri, menjaga kesehatan,” ucap Yunan.

Apa yang menimpanya itu sekaligus membuktikan bahwa coronavirus ini bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

Pengalamannya di Barito dibawanya selama menjalani masa-masa isolasi yakni dengan membuat daftar kegiatan sendiri untuk kegiatan sehari-hari. Dari daftar itu, Yunan memulai harinya sejak pukul empat dini hari. Waktu itu digunakan untuk salat malam yang dilanjutkan salat Subuh.

Lalu memasak air yang awalnya di ruang isolasi itu memang tidak ada alat untuk merebus air. Tapi ia memintanya supaya bisa minum air hangat tiap pagi. Air hangat yang diminum Yunan juga tak sembarangan. Ia rupanya mencampurkan beberapa buah kurma ke dalam air yang telah selesai direbus.

Rendaman kurma itu diminumnya ketika airnya sudah tak terlalu panas lagi. Khasiat meminum air kurma itu dicarinya di Google dan juga berkonsultasi pada dokter. “Kadang saya masukin 3 biji kurma, 5 atau 7. Tiap hari begitu terus,” tambah Yunan.

Selain itu, ia melakukan olahraga ringan selama 30-40 menit di ruang isolasi. Selain mengonsumsi air rendaman kurma, Yunan Helmi juga membiasakan diri mengunyah daun sirih setiap harinya, selain rutin mengonsumsi obat dari rumah sakit. “Saya juga biasa ngunyah sirih, dikunyah sekitar 30-40 detik, air sirihnya ditelan,” katanya lagi.

Manfaat yang ia rasakan dari daun sirih itu adalah tenggorokannya terasa lega. Sisanya, Yunan harus beristirahat cukup dan tidak boleh berpikiran yang negatif. Terkait pemberitaan yang beredar kalau pasien positif Covid-19 yang sembuh dapat terpapar lagi, Yunan menyikapinya dengan lebih bijak lagi.

Menurutnya, yang terpenting adalah menjaga kesehatan dan tetap mengikuti protokol kesehatan sesuai anjuran. Bahkan saat ini ke mana pun bepergian selalu membawa hand sanitizer dan juga mengenakan masker. “Paling nggak ikuti protokol kesehatan, sebagai panduan meminimalkan supaya jangan terpapar,” tuntasnya.(bir/dye/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X