Covid-19 di Banua: Lonjakan Kasus Masih Terjadi

- Rabu, 1 Juli 2020 | 11:06 WIB

BANJARBARU - Lonjakan kasus Covid-19 di Kalsel masih saja terjadi. Kemarin (30/6), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel merilis pasien positif virus corona bertambah 108 orang. Dengan tambahan itu, total kasus Covid-19 menjadi 3.148.

Tambahan pasien baru terbanyak lagi-lagi disumbangkan oleh Kota Banjarmasin, dengan total 76 orang. Sisanya disumbangkan Hulu Sungai Selatan (12 orang), Tanah Laut (16 orang) dan Banjar (4 orang).

Selain tambahan terkonfirmasi positif, gugus tugas juga melaporkan ada tambahan tiga pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Masing-masing dari Banjar 2 orang dan Tanah Laut 1 orang. Adanya tambahan ini, membuat angka meninggal dunia menjadi 189.

Sementara, untuk pasien yang sembuh bertambah 27 orang. Berasal dari Karantina Tanah Laut, 7 orang; isolasi mandiri di Banjar, 2 orang dan isolasi mandiri di Banjarmasin, 18 orang. Dengan begitu, jumlah pasien sembuh jadi 776.

Juru Bicara Gugus Tugas P2 Covid-19 Kalsel, Muslim menyampaikan, tingginya tambahan kasus merupakan hasil dari upaya tracking dan tracing yang dilakukan oleh tim survailans di daerah. "Hasil tracking dan tracing tergambar dari update tambahan jumlah kasus setiap harinya," ucapnya.

Tim Gugus Tugas P2 Covid-19 Kalsel sendiri saat ini terus melakukan penguatan kepada Puskesmas-Puskesmas dalam melakukan tracing, tracking dan testing terhadap kasus yang ditemukan di masyarakat.

Ketua Harian Gugus Tugas P2 Kalsel, Abdul Haris menuturkan, melalui penguatan tracing, tracking dan testing tersebut, mereka ingin orang-orang yang terpapar Covid-19 dapat ditemukan lalu dikarantina. "Kalau ada yang positif, langsung kami tarik ke tempat karantina," ujar Sekdaprov Kalsel ini.

Agar jumlah kasus positif bisa ditekan, dia meminta supaya masyarakat senantiasa menerapkan protokol kesehatan. Yakni, selalu pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan menerapkan perilaku hidup bersih. "Kemudian juga, jangan keluar rumah kalau tidak penting. Supaya kita bisa memutus mata rantai virus," bebernya.

Dia menyampaikan, beban gugus tugas akan menjadi berat apabila masyarakat tidak mau peduli dengan protokol kesehatan. "Ujung-ujungnya kalau terjadi peningkatan kasus, pemerintah yang disalahkan. Padahal kami sudah berupaya sedemikian rupa," ucapnya.

Lanjutnya, apabila pandemi berlangsung lama maka dikhawatirkan muncul persoalan baru terkait psikologis para tenaga kesehatan. "Itu yang harus kita jaga," katanya.

Lalu sampai kapan kasus Covid-19 di Kalsel terus bertambah dan akan mencapai puncaknya? Pakar Epidemiologi, Dharma Putra menjelaskan, jika tak ada rekayasa yang lebih keras, kondisi ini akan bertahan lama.

"Mungkin tak ada lagi puncak kasus. Tak ada gunungan kasus. Yang ada bukit kasus. Di mana, kasus tinggi terus bertambah dalam jumlah yang konstan sampai masalah Covid-19 berhenti alamiah dan turun dengan sendirinya," jelasnya.

Dirut RSJ Sambang Lihum ini menambahkan, kapasitas alat dan kecepatan penemuan penderita di Kalsel sebenarnya sudah sangat optimal. Namun, masih kalah dengan kecepatan penularan.

"Padahal, kecepatan penularan yang wajib diturunkan terlebih dahulu. Dengan mewajibkan semua anggota masyarakat menggunakan masker yang benar, disertai dengan cuci tangan yang benar dan kepatuhan menjaga jarak," paparnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X